PATI – Kilasfakta.com, Pemadam kebakaran (Damkar) telah merekap data kasus kebakaran di Kabupaten Pati mulai Januari hingga Desember 2022. Berdasarkan data itu, jumlah kebakaran di Pati mencapai 72 kasus.
Kepala Bidang (Kabid) Damkar Satpol PP Kabupaten Pati, Heru Kristanto mengungkapkan, kebakaran di Pati mencapai 72 kasus. Dari catatan tersebut, sejumlah kejadian tersebar di 15 kecamatan di Pati.
Menurutnya, jumlah kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Pati yang mencapai 16 kali terjadi kebakaran. Di susul kecamatan Margorejo sebanyak 7 Kali. Kemudian Kecamatan Kayen ada 6 kali. Sedangkan Tambakromo, Gabus, Trangkil dan Jakenan masing-masing 5 kasus.
“Penyebab terjadinya kebakaran kebanyakan masyarakat lalai dan abai, seperti menyalakan kompor dan bediangan. Dia lalai bahwa di dekatnya juga ada barang-barang yang mudah terbakar. Sehingga api menjalar. Ada rumah, ada kandang sapi,” ujarnya.
Selain itu, Kecamatan Puncakwangi, Margoyoso dan Winong masing-masing sebanyak 3 kasus. Kecamatan Batangan terdapat 2 kasus. Sedangkan kecamatan yang hanya terdapat 1 kasus tersebar di Wedarijaksa, Gembong dan Sukolilo. Untuk kecamatan yang nihil Kasus berada di Dukuhsekti, Cluwak, Jaken dan Tayu.
Ia menambahkan, paling sering terjadi kebakaran disebabkan oleh konsleting listrik. Bahkan, konsleting listrik mencapai 26 kasus. Maka dari itu, Heru menghimbau kepada masyarakat untuk tetap rutin mengecek peralatan listrik yang ada.
Menanggapi hal itu, ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Bambang Susilo, mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan berhati-hati.
“Harus tetap rutin mengecek peralatan listrik yang ada. Jika ada yang kurang beres segera diganti yang baru, kayak kabel-kabel dan sekernya. Kemudian jika selesai masak, untuk selalu mengecek apakah kompor sudah dimatikan atau belum, begitu juga ketika bediang untuk tidak langsung ditinggal,” imbau dia.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga berharap agar di setiap kawedanan ada minimal dua Damkar. Hal itu untuk mempercepat evakuasi ketika terjadi kebakaran.
“Kalau lebih efektif ya setiap kecamatan punya Pos Damkar, sehingga kalau ada pangkalan, apabila terjadi kebakaran bisa ke lokasi secepatnya,” kata Bambang