REMBANG – Kilasfakta.com. “Belajar itu adalah kewajiban, dan belajar tidak mengenal usia, anak-anak, muda, maupun orang tua dapat kapan saja belajar, asal memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat, kesuksesan seseorang berbanding lurus dengan kemauannya untuk belajar, bangkit, dan mencoba, “Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya diraih dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya diraih dengan ilmu, dan bila ingin meraih keduanya dunia dan akherat maka raihlah dengan ilmu.

 

Adalah keluarga besar Ponpes Al-Firdaus Kemadu pimpinan Ustadz Arif bermitra dengan Aswirusani An Naba seramai lebih dari 45 orang bersama sama mengadakan doa bersama memperingati Hari Tani Nasional dengan tema : “Membangun Semangat Generasi Milenial Agar Cinta Pertanian”, kegiatan tersebut sekaligus dimanfaatkan bimbingan teknik pembuatan pupuk organik yang berbahan baku dari serabut siwalan yang melimpah di kecamatan sulang, dengan tujuan membangun kebersamaan dan kebahagiaan bersama, yang dilaksanakan di komplek Pendopo Yatim Aswirusani An Naba Semabung Jatimudo Sulang. Sabtu (24/09/22).

 

Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai wahana praktik pembelajaran Tadabur Alam guna meningkatkan pengetahuan tentang ilmu pertanian khususnya pembuatan pupuk POC dan cara budidaya tanaman organik, sebab rata rata para santri adalah anak anak petani, dan orang tua mereka memiliki tanah / lahan yang cukup serta masih banyak tanah-tanah milik warga yang belum dioptimalkan pemanfaatanya, “Tujuan utama mengadakan pelatihan ini, agar seberapa luas lahan-lahan yang dimiliki orang tua wali dan lahan lahan milik pondok dan milik warga terutama lahan yang masih nganggur agar bisa di manfaatkan secara baik, terutama bisa ditanami tanaman organik yang bernmanfaat” terang Bagus Legowo salah satu penyuluh pertanian dari dinas pertanian kabupaten Rembang.

 

Melalui forum shilaturahim Peringatan Hari Tani Nasional dan kegiatan pelatihan ini semangat bertani terus digelorakan dan harus menjadi kebanggaan bahwa bertani dan pertanian adalah simbul kedigdayaan bangsa, bahkan ciri ciri negara maju adalah diukur dari sektor pertaniannya yang kuat, “maka bila petani kaya negara pasti kuat” ungkap Rochmad saat memberikan sambutannya.

 

“Selain untuk mengenalkan pelatihan pembuatan pupuk organik dan pelatihan cara menanam tanaman yang baik, kami berharap kegiatan ini dapat menstimulasi generasi milenial agar cinta dan peduli terhadap pertanian, bangga terhadap kemampuan daerah, melestarikan keraifan lokal, dan menumbuhkan semangat bertani kepada para petani terutama generasi muda anak tani,” kata Rochmad Taufiq Owner Banana Garden pembina yayasan An Naba.

Kegiatan bimbingan tehnik kali ini dihadiri oleh, pembina yayasan Suryo Kusmin, Bagus Legowo penyuluh pertanian dari dinas pertanian Rembang dan Yunarmi penyuluh pertanian kec Sulang, Ustad Arif Pegasuh Ponpes Al Firdau Kemadu dan puluhan santri nya.

Dalam kesempatan kunjungan dan pelantihan ini seluruh peserta pelatihan diberikan pengenalan tentang cara membuat pupuk organik cair dari serabut siwalan, yang melimpah di daerah kecamatan sulang, walau sekedar serabut siwalan yang selama ini dianggap sampah dan dibuang-buang oleh warga desa Jatimudo dan warga lainnya, namun bila dikelola dan dibuat pupuk dengan cara difermantasi dengan baik, dapat dimanfaatkan untuk pupuk yang bagus dan murah meriah sebagai pengganti KCL. Sehingga materi yang diangkat adalah “keraifan lokal bisa menjawab persoalan global”,

Semangat para peserta pelatihan dapat dilihat dari senyum ceria dan raut muka bahagia dari para santri, sebab kegiatan peringatan Hari Tani Nasional kali ini juga dimanfaatkan dengan tadabur alam dan game (outbound) di area danau Jatimudo.

Setelah pemaparan materi secara teori oleh Bagus Legowo dari dinas pertanian, dilanjutkan dengan sesi materi praktek pembuatan POC dan praktek cara penanaman tanaman organik. Sehingga dengan memahami pupuk organik dan bisa membuat sendiri akan lebih efisien dan efektif “bila kita tergantung pupuk kimia harga nya sangat mahal, maka dibutuhkan kreativitas seorang petani dalam membaca peluang dan memanfaatkan bahan bahan dilingkungan sekitar kita” terang Bagus Legowo saat memaparkan materinya.

Setelah selesai pemaparan materi dan praktek pelatihan dilapangan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan Isoma, selanjutnya acara ditutup dengan doa penutup dan seluruh peserta dieberikan uang saku oleh crew Aswirusani. (Rob/ Mad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *