REMBANG – Kilasfakta.com. “Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua yang muslim, dalam makanan dan minumany, sehingga mencukupinya, maka ia pasti masuk surga.” (HR. Abu Ya’la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy: 2453)

Jika dihitung-hitung, pengeluaran di bulan puasa seharusnya bisa lebih rendah dibanding bulan lainnya. Ini bisa terjadi karena di bulan Ramadan, Anda harus menahan nafsu makan dan minum seharian.

Namun yang terjadi malah sebaliknya, bulan puasa identik dengan pengeluaran yang lebih besar dibanding bulan lainnya karena banyak ajakan buka puasa bersama dan dengan menu yang istimewa. Pundi-pundi seolah hilang tak menentu karena banyak pengeuaran dan berganti-ganti makan diberbagai rumah makan.

Agar lebih bermanfaat, tak sia-sia, penuh berkah dan pahala berlipat lipat, ada baiknya berbuka puasa bersama di mal atau rumah makan diganti dengan berbuka puasa bersama yatim piatu atau orang yang tidak mampu. Kegiatan ini bisa digelar di rumah, panti asuhan atau di masjid terdekat kita.

Adalah keluarga Stiabudi (Darminingsih) alamat desa Seren, kecamatan Sumber, Kab Rembang dalam rangka menebar kemanfaatan di bulan Ramadhan dan dalam rangka menjalankan ajaran Ilahi serta ajaran Rasul, Kamis 07/04/22 bersama crew Aswirusani dan anak anak yatim binaan An Naba melaksanakan doa bersama, santunan yatim dan bukan bersama di aula rumah joglo milik Stiabudi.

“Memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak yatim piatu itu adalah hal yang sangat mulia dalam agama Islam, hal ini merupakan amal sholeh yang akan menjadi wasilah dikabulkannya doa doa” terang ustad Taufiq pembina yayasan An Naba. Sebagaimana janji-Nya bahwa, Ud’uni astajib lakum Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS Gafir [40]:60).

“Sudah jelas bahwa setiap doa doa orang beriman pasti diijabah oleh Allah, hanya doa tersebut bisa jadi dipending terlabi dahulu, atau di ganti dengan ijabah yang lain, sebagaimana dijelaskan dalam hadist rasulullah, “Tiada seorang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali dikabulkan oleh-Nya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah serupa.” (HR Thabrani). terang Taufiq.

Perintah memberi makan yatim piatu dan orang yang tidak mampu terdapat dalam surat Al Maun ayat 1-3. Dalam surat itu disebut orang yang mendustakan agama adalam orang yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

Menurut Ustadz Muh Sutriyono, dengan berbuka puasa bersama anak yatim berarti sudah menunjukkan kasih sayang kepada sesama. Perilaku ini bernilai pahala yang besar karena berbuat baik kepada anak yatim bahkan hanya dengan mengusap kepala mereka juga diberi pahala oleh Allah SWT.

“Buka puasa bersama anak yatim piatu adalah wujud dari kasih sayang. Membahagiakan serta menyenangkan mereka adalah suatu perilaku yang terpuji,” kata Sutri.

Kegiatan ini juga bentuk rasa syukur terhadap nikmat yang sudah diberikan oleh Allah. Allah juga menjanjikan banyak keutamaan bagi orang yang berbagi dengan anak yatim dan orang yang tidak mampu. Mulai dari menghapus dosa, naungan di hari akhir, keberkahan pada harta, terbebas dari siksa kubur, dan menjauhkan diri dari api neraka serta terkabulnya doa doa.

Acara ditutup doa bersama dipimpin oleh Muhamamad Robani S.Pd dan dilanjutkan dengan santunan yatim oleh sohibul bait Stiabudi dan dilanjutkan berbuka bersama, hajat doa bersama selain memohon keberkahan, kesehatan dan keselamatan, yang utama adalah agar putri nya yang bernama Pusvita Setyaningsih lulus menjadi Polwan yang amanah. Semoga mbak Pusvita benar terkabul hajatnya dan bisa menjadi polisi wanita yang amanah, Aamin ya Robbal Aalmin. (Mad/Kis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *