NGAWI – Kilasfakta.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi laksanakan kegiatan sosialisasi dan Rakor identifikasi kerusakan dan kaji kebutuhan pasca bencana (Jitupasna). Bimtek bertempat di Ballroom Red Hotel Magetan. Senin (13/09/2021).

Kegiatan Rakor dalam upaya cara mengidentifikasi kerusakan serta kajian kebutuhan pasca bencana agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat, tepat dan bermanfaat bagi para korban bencana. Kegiatan diikuti oleh perwakilan dari OPD terkait serta 10 peserta dari masing-masing perwakilan organisasi kerelawanan di kabupaten Ngawi.

Jitupasna merupakan suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan penilaian akibat analisis dampak, perkiraan kebutuhan, dan rekomendasi awal terhadap strategi pemulihan yang menjadi dasar penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Kegiatan Rapat Koordinasi tersebut dibuka langsung oleh Kabid RR BPBD kabupaten Ngawi Ir Yayuk Winarti Nugroho, dalam sambutanya mengatakan, kerusakan alam terjadi karena ada beberapa faktor. Di antaranya karena faktor lingkungan, faktor manusia, teknokogi, ekonomi, penambangan, pembabatan hutan, termasuk pola masyarakat itu sendiri. Sehingga kerusakan alam ini sudah terintegrasi dan hampir semua negara di dunia mengalami kerusakan alam maupun bencana.

Upaya rekonstruksi atau pemulihan pasca bencana menjadi pilar penting untuk pemulihan fisik maupun sosial masyarakatnya dengan menghitung kerugian menyeluruh secara akuntabel. Rakor ini bukan hanya sekedar teori dan penyerapan anggaran, tapi sungguh-sungguh siaga. Terutama pada pemulihan konstruksi pasca bencana di Kabupaten Ngawi.

Yayuk menambahkan, maksud dan tujuan kegiatan Rakor ini untuk menghitung kerusakan dan kerugian dari dampak bencana dengan tujuan mampu menghitung dampak bencana baik kerusakan maupun kerugian di sektor ekonomi, sektor sosial, sektor infrastruktur, sektor pemukiman, dan lintas sektor. Mari kita semua bekerja lebih keras agar memberikan manfaat bagi pemenuhan hak dasar masyarakat korban bencana pada fase pasca bencana, terutama proses pemulihan demi mendapat kehidupan lebih baik dan sehat.

Bencana tidak bisa diprediksi kapan dan kepada siapa akan terjadi. Karena itu, perlu upaya bersama, antara pemerintah, lembaga, dunia usaha dan masyarakat dalam meringankan beban korban bencana. “Dalam penanganan bencana maupun pasca bencana, keterlibatan semua lini agar berkoordinasi dan berkolaborasi penanganannya,” pungkasnya.

(Agus C)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *