PATI – Kilasfakta.com, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, M Nur Sukarno mengungkapkan bahwa pengendalian hama tikus di area sawah petani dengan memanfaatkan burung hantu. Sebab, burung hantu lebih ramah lingkungan. “Ini lebih ramah lingkungan. Selain mengurangi penggunaan pestisida, juga mendukung pelestarian burung hantu yang ternyata sangat bermanfaat bagi petani. Hewan ini merupakan predator alami tikus sehingga bisa melindungi tanaman petani,” ucap dia.
Menurut Sukarno, penggunaan burung hantu sebagai pengendali tikus tidak memerlukan biaya dan tenaga yang besar. Artinya, burung hantu akan datang secara sendirinya ke lokasi-lokasi yang terdapat banyak tikus, yang merupakan mangsanya. Oleh karena itu, Sukarno meminta kepada Pemerintah Kabupaten Pati untuk bersama-sama menangani hama tikus. Langkah yang perlu dilakukan adalah memberikan fasilitas rumah burung hantu (rubuha). “Cukup difasilitasi rubuha di sekitar areal persawahan, mereka akan menetap di lokasi tersebut,” kata Sukarno.
Dirinya menjelaskan, burung hantu dipilih sebagai predator dikarenakan memiliki kemampuan mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Bahkan sampai jarak 500 meter. Dengan adanya burung hantu untuk membasmi tikus, Sukarno berharap petani tidak lagi memakai jebakan tikus beraliran listrik. Karena beberapa nyawa telah melayang akibat jebakan maut yang dipasang di sawah tersebut. “Hewan ini memiliki pendengaran yang sangat tajam serta mampu terbang dan menyergap mangsanya dengan cepat tanpa suara,” jelas politisi Partai Golongan Karya tersebut. (Woko / Kf)