SEMARANG – Kilasfakta.com – Dir intelkam Polda Jawa Tengah bersama Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu ( FKSB ) Kota Semarang menyelenggaran FGD Pemantapan Nilai Nilai Ideologi Pancasila Bagi Generasi Muda. acara yang di ikuti 100 orang tersebuat mendengarkan dan mengikuti dengan seksama yang dipaparkan oleh para narasumber, yang diselenggarakan di Hall Merapi Hotel Grasia Semarang, rabu (8/6/2022)
Acara yang diikuti seratus orang tersebut mengikuti dan mendengarkan dengan seksama apa yang dipaparkan oleh para nara sumber Prof. Dr. KH. Masrukhi, M.Pd Guru Besar Unnes Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah yang juga Rektor Unimus menyampaikan tema Penguatan Nilai Nilai Pancasila Bagi Generasi Muda, nara sumber kedua Dr. KH. Fadlolan Musyaffa LC.MA (Pimpinan Ponpes Fadlul Fadhlan) Pengurus PWNU Jawa Tengah dengan Tema Memperkokoh Nilai Nilai Pancasila Untuk Mencegah Faham Radikal. dan Nara sumber yang ketiga adalah Prof. Dr. Ahmad Rofiq MA UIN Walisongo, Wakil Ketua MUI Jawa Tengah dan Juga Ketua DMI Jawa Tengah yang mengambil Tema Implementasi Nilai Nilai Pancasila Untuk Kemajuan Bangsa. Acara yang dipandu secara sistematis oleh AM Juma’i Ketua Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu ( FKSB ) Kota Semarang yang juga Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah.
Bahwa Ideologi Pancasila sudah sesuai dengan syariat Islam, bagaimana jika dikaitkan dengan darul Islam, darul harb dan darul ahdi wasysyahadah pandangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam menjelaskan makna negara Pancasila mengingat, satu dekade terakhir ada sebagian organisasi masyarakat Islam yang ingin mengubah ideologi Pancasila dikarenakan tidak sesuai dengan syariat Islam.
Mr. Kasman Singodimedjo adalah tokoh yang menjadi juru kunci pemecah kebuntuan dialog antara kelompok Muslim dengan Nasionalis pada detik-detik akhir sidang-sidang PPKI yang menghendaki penghapusan “ 7 (tujuh) kata” dalam Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Kegigihan Kasman meyakinkan Ki Bagus Hadikusuma untuk menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta sebenarnya merupakan suatu bentuk afirmasi terhadap konsep Dasar Negara Indonesia tanpa harus memasukkan ajaran Islam secara formal-eksplisit. Inilah bentuk “kesepakatan bersama” (konsensus) yang dalam bahasa Kasman disebut sebagai gentlemen’s agreement, dari para pendiri bangsa, terutama dari kelompok Muslim.
Pancasila memiliki watak dasar moderat yang tak sejalan dengan paham radikal ekstrem, karena Pancasila bersama tiga pilar lainnya, yaitu negara kesatuan republik Indonesia (NKRI), undang-undang dasar (UUD) 1945, dan kebhinekaan sebagai ideologi jalan tengah yang moderat.
Disamping itu juga menyebutkan, Pancasila merupakan terjemahan nilai-nilai utama Islam yang menemukan konteks serta Pancasila sama sekali bukanlah ideologi yang thagut namun sebaliknya Pancasila justru menggarisbawahi sendi-sendi Islam dalam konteks peradaban manusia,” ulas Juma’i
Dan ketiga nara sumber sepakat bahwa Pancasila sudah final dan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi komitmen serta bercita-cita tinggi dan luhur bahwa anak penerus akan menikmati dari komitmen kita dalam menjaga merawat NKRI yang semakin maju dan berkeadaban.
Dan akhir akhir ini adanya Deklarasi dan pawai terbuka terhadap gerakan Khilafatul Muslimin di Kalangan Masyarakat adalah hal yang sembrono dan ugal-ugalan yang tidak sejalan dengan konsep dan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia.
Bahwa pola Kelompok Khilafatul Muslimin yang dipimpin oleh Abdul Qadir Baraja menyebarkan ideologi khilafah yang tidak sejalan dengan idiologi Pancasila, sehingga kepada Warga masyarakat tidak mudah percaya gerakan-gerakan yang membawa konsep dakwah akan tetapi ujung-ujungnya adalah upaya makar di negara Indonesia tercinta ini.
Maka melalui FGD ini AM Juma’i selaku Ketua Forum Komunikasi Ormas Semarang bersatu ( FKSB ) Kota Semarang yang juga sebagai Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PW Muhammadiyah Jawa Tengah menolak adanya Gerakan Khilafatul Muslimin dan serangkaiannya ada di Jawa Tengah dan Indonesia,” ucapnya
Ikhtiar para ulama, tokoh agama dan tokoh bangsa dalam mebentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sudah final dan pancasila adalah pilihan yang tepat sebagai pusat titik temu dari berbagai pemikiran dan langkah dalam berbangsa dan bernegara.
Antusiasme peserta pada FGD ini juga luar biasa, terbukti dalam sesi tanya jawab banyak yang bertanya seperti dari FKPPI, Pengurus FKSBI, Al Irsyad, Forum Peduli Bangsa dan ormas lain yang merespon, menanggapi dan memberikan masukan bagaimana penguatan nilai-nilai pancasila, termasuk bagaimana mengedepankan akhlak /etika , menjadi contoh yang baik dalam pengamalan nilai nilai pancasila, serta pedoman teknis dalam pengamalan pancasila juga perlu dimasifkan.
Acara ini akan dilanjutkan dalam bentuk pembentukan tim inti sebagai Generasi Sadar Pancasila yang digagas oleh Forum Komunikasi ormas semarang bersatu ( FKSB ) Kota semarang yang kemudian menjadi masukan kepada pihak-pihak terkait,” pungkas Juma’i
#poerbled’eks.