KUDUS – Kilasfakta.com, Gerakan Buka Kelas (open claas) di sekolah-sekolah yang diselenggarakan Magister Pendidikan Dasar Universitas Muria Kudus merupakan tindak lanjut hibah program kemitraan dosen LPTK dengan guru di sekolah Direktorat SDM Kemendukbud-ristekdikti tahun 2021 yg diterima oleh salah satu dosen UMK yaitu Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd. Kegiatan Open classs di laksanakan selama bulan Januari 2022 di empat kabupaten yaitu Kudus, Jepara, Pati, dan Rembang. Diantaranya SDN 1 Jepang Kudus, SDN 2 Demaan Kudus, SDN 7 Cendono Kudus, SDN 11 Jambu Mlonggo, SDN Gemiring Lor dan SDIT Manba’ul Ulum Jepara, SD Sitirejo Pati, SDN Ngablak 1 Pati, MTs Sunan Bonang Sarang Rembang.

Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd selaku fasilitator pelaksanaan open classs memaparkan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran serta membuka kesempatan terbentuknya learning community dan kolaboratif antara guru dan dosen. Disamping itu, gerakan open classs memungkinkan guru untuk merancang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan HOTS (high order thingking skills) siswa secara kolaboratif.

Rangkaian kegiatan open classs dibagi menjadi 3 tahapan yaitu plan, do, and see. Pada kegiatan plan para guru model merancang proses pembelajaran yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan di kelasnya. Kemudian dilanjutkan dengan do dan see. Pada kegiatan ini observer yang merupakan tim dari kelompok guru-dosen mengkaji secara cermat aktivitas proses belajar siswa dalam memahami pengetahuan yang dipelajari serta memberikan masukan berdasarkan lesson learn dari apa yang telah diamati. Sedangkan guru model melihat hasil pembelajaran sendiri melalui ‘mata’ siswa dan kolega, sehingga melalui kegiatan ini akan ditemukan pola pembelajaran yang efektif.

Disamping itu, aktivitas belajar siswa selama kegiatan open class aktif mengikuti proses pembelajaran, melakukan kegiatan kolaborasi, dan juga diskusi dalam belajar memahami pengetahuan. Keaktifan siswa ini dikarenakan guru menggunakan model pembelajaran yang tepat melalui percobaan langsung yang dilakukan oleh siswa sehingga pemahaman konsep dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Adapun muara dari kegiatan buka kelas (open classs) guru dapat melakukan re-desain pembelajaran untuk dapat diterapkan dipembelajaran berikutnya. Kegiatan ini dapat menjadi pengalaman berharga atau lesson learn bagi para guru dan dapat dilanjutkan sehingga membentuk learning community.

Gerakan open classs ini juga mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolah dan juga Pengawas Sekolah, dan juga Dinas terkait. Kabid Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Bapak Sa’dun, S.Pd., M.Pd. mengapresiasi guru model yang berkenan membuka kelas sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam pengelolaan kelas melalui kegiatan kolaboratif ini. Beliau juga berharap kegiatan serupa dan budaya baik gerakan buka kelas dapat dilanjutkan oleh guru di sekolah yang lain.

Salah satu guru model Dewi Yuliati, SPd yang mengajar kelas IV SDN Ngablak Pati menerapkan model koperatif dengan pendekatan STEAM pada materi tentang “peritiwa perubahan wujud benda dengan percobaan sederhana” menyampaikan sangat senang dengan kegiatan open class ini karena memperoleh pengalaman yang berharga untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Hal juga disampaikan oleh guru model lain dari MTS N Sunan Bonang Sarang Rembang Siti Chotijah, S,Pd. yang melaksanakan open class dalam pembelajaran tentang uji zat dalam makanan. Model pembelajaran yang digunakan guru model antara lain discovery learning, project based learning, problem based learning dan juga memanfaatkan media berbasis teknologi.

Manfaat gerakan open class yang dilakukan diantaranya guru dapat membuat pola pembelajaran lebih interaktif dan kolaboratif, pembelajaran yang dilaksanakan lebih berkembang dan kontekstual, aktivitas belajar siswa yang didesain dengan menggunakan model, media, dan perangkat pembelajaran yang tepat menjadi pengalaman berharga baik untuk guru model maupun observer.

Lebih lanjut, Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd., berharap melalui kegiatan ini dapat menciptakan budaya baik dengan gerakan buka class yang dapat diteruskan baik di kampus maupun di sekolah mengingat banyak sekali manfaat yang bisa guru dan dosen peroleh. Selain itu guru dan dosen menjadi lebih produktif dalam pengembangan pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan karya ilmiah untuk dipublikasikan dalam bentuk artikel jurnal dan proseding seminar internasional atau HAKI. Gerakan buka kelas ataun open class ini akan dilanjutkan pada bulan Pebruari – Maret dengan cakupan sekolah yang lebih luas sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatkan kualitas pendidikan baik di jenjang sekolah maupun perguruan tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *