Oleh : Kanapi, S.Pd (Guru PJOK SDN Tluwuk, Kec. Wedarijaksa, Kab. Pati)

Pembelajaran PJOK adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat dan aktif, serta sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Oleh karena guru PJOK harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan atau olahraga, internalisasi nilai-nilai seperti sportivitas, jujur, dan kerja sama, serta pembiasaan pola hidup sehat.

Pada kurikulum 2013 ini, pembelajaran PJOK tidak hanya dilakukan dengan praktik di lapangan saja melainkan teori-teori yang berkaitan dengan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Jadi pada penilaian raport nanti juga akan ada nilai berupa pengetahuan yang biasanya berasal dari tes tertulis. Namun karena setiap harinya anak-anak telah menerima berbagai materi yang berupa teori dari pelajaran lain, seringnya mereka menjadi bosan saat menerima materi PJOK teori. Salah satu penyebabnya adalah masih banyaknya guru yang belum memberdayakan seluruh potensinya dalam mengelola pembelajaran seperti menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Maka dari itu diperlukan usaha dari seorang guru PJOK agar para siswa tetap semangat untuk belajar teori.

Bentuk usaha yang dilakukan penulis sebagai guru PJOK SDN Tluwuk Kecamatan Wedarijaksa, Pati adalah dengan mengadakan pembelajaran teori di luar ruangan (Outdoor Class). Menurut Husamah (2013:19), Outdoor Class merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas, sekolah, atau di alam bebas lainnya seperti bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan tani atau nelayan, berkemah, dan kegiatan bersifat kepetualangan yang dapat mengembangan pengetahuan yang relevan. Dengan pembelajaran di luar kelas, peserta didik dapat melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya (Rustam dan Santoso, 2015).

Materi dalam PJOK erat kaitannya dengan kegiatan praktik di lapangan. Namun sebelum melakukan praktik pasti ada teori yang harus dipelajari sebelumnya. Selama mempelajari teori-teori tersebut penulis mengajak siswa untuk ke luar ruangan dengan membawa buku pelajaran dan alat tulis. Penyampaian materi dilakukan dengan semenarik mungkin dan dapat diselingi dengan kegiatan bermain atau praktik. Jadi mereka tidak sadar sedang melakukan kegiatan belajar mengajar berupa teori. Pemberian tugas tertulis pun dapat dilakukan secara berkelompok. Sehingga meskipun mereka mengerjakan soal teori, tetapi nuansa lingkungannya sedikit berbeda karena dilakukan di luar kelas. Siswa dapat lebih leluasa dalam bergerak dan mempraktikkan materi yang dipelajari sehingga lebih mudah menjawab soal-soal yang disediakan.

Pelaksanaan Outdoor Class sebenarnya memiliki kekurangan diantaranya konsentrasi siswa yang berkurang, pengondisian agak sulit dilakukan, perlunya manajemen waktu yang baik, dan perlu pembimbingan intensif dari guru. Namun kelebihannya, penyampaian materi di luar ruangan ini dapat memberikan sugesti kepada siswa bahwa mereka tidak sedang melakukan pembelajaran teori. Karena dilakukan di luar ruangan, hal ini dapat menciptakan suasana belajar yang segar sehingga siswa tidak akan merasa bosan karena duduk berjam-jam. Jadi motivasi dan semangat siswa untuk belajar dapat meningkat. Pembelajaran yang diselingi praktik (learning by doing) ini juga akan membuat pembelajaran lebih bermakna karena dilakukan secara langsung bukan hanya dalam bayangan di kepala. Oleh karena itu Outdoor Class dapat menjadi alternatif pilihan untuk menyampaikan materi PJOK agar pembelajaran teori menjadi lebih menyenangkan. (*)

Tinggalkan Balasan