KLATEN – Kilasfakta.com, Wilayah lereng Gunung Merapi di Kec. Kemalang-Klaten, tidak saja menjadi penghasil pasir Merapi sebagai bahan baku bangunan serta sayur mayur segar saja. Seiring menjamurnya kuliner di sekitar kawasan wisata, warga sekitar Merapi kini mulai tertarik menanam tanaman kopi untuk memasok kebutuhan kedai-kedai kopi yang kian ramai diminati wisatawan yang berkunjung untuk menikmati kemolekan puncak Merapi di kala langit cerah.

 

Dari waktu ke waktu penggemar minuman kopi yang bercita rasa tinggi terus bertambah. Apalagi jika cuaca cerah, meneguk kopi dark jenis robusta atau arabika sambil menikmati pesona Gunung Merapi dijamin bakal menghadirkan kebahagiaan tersendiri.

 

Hal ini disampaikan oleh Sekdes Sidorejo, Sri Widagdo saat ditemui awak media kilas fakta mengungkapkan, bahwa di desa Sidorejo ini sejumlah warga mulai tertarik membudidayakan tanaman kopi. Karena iklim dan cuacanya cocok, biji kopi yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan kedai-kedai kopi di sekitar Merapi dan sebagai buah tangan.

 

“Sidorejo sendiri ada 50 petani yang menanam kopi jenis robusta. Kira-kira ada 1.000 pohon kopi ditanam di Sidorejo baik di pekarangan maupun di tegal. Kebanyakan warga di sini adalah peternak sapi dan petani sayur, selain aktifitas penambangan pasir” ungkap Sri Widagdo.

 

Lebih lanjut Sri Widagdo menambahkan, di desa Sidorejo saat ini sudah ada dua kedai kopi yang dikelola warga. Biar pun belum bisa rutin tiap hari, tapi setiap sabtu dan minggu banyak wisatawan dari Solo, Yogyakarta atau Klaten yang berkunjung untuk menikmati kopi sambil melihat puncak Merapi.

 

“Ada kedai Kopi Petruk dan ada satu kedai lagi. Kebetulan kedai Kopi Petruk ini dikelola kakak saya sendiri di Dukuh Bangan, Desa Sidorejo. Kalau ke sini bagus pagi sebelum jam 09.00 WIB atau sore hari sebelum turun kabut seperti musin hujan sekarang ini. Kalau pas beruntung cuaca cerah, melihat Merapi sambil ngopi sangat luar biasa.

 

“Desa Sidorejo sendiri punya agenda wisata Wulupawetu yang biasa digelar menjalang turunnya bulan Ramadhan. Harapannya acara itu bisa menarik kunjungan wisatawan.

“Semoga covid segera berlalu njih. Desa Sidorejo dengan Bundes Sukadana mencoba memperkuat infrastruktur wisata di desa. Ada kopi dark atau medium dalam kemasan sebagai oleh-oleh, sayur mayur segar, wisata alam, kearifan budaya Merapi sampai homestay coba kami rintis. Hanya satu kendalanya, yaitu akses jalan menuju Deles Indah Desa Sidorejo yang belum memadai” pungkasnya. (Purwanto).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *