KUDUS – Kilasfakta.com. “Belajar itu adalah kewajiban, dan belajar tidak mengenal usia, anak-anak, muda, maupun orang tua dapat kapan saja belajar, asal memiliki kemauan yang kuat, kesuksesan seseorang berbanding lurus dengan kemauannya untuk belajar, bangkit, dan mencoba, “Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya diraih dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya diraih dengan ilmu, dan bila ingin meraih keduanya dunia dan akherat maka raihlah dengan ilmu.
Adalah keluarga besar Pandu Pembangun Masyarakat (PPM) Jawa Tengah bersama dengan perwakilan pengurus LKSA (panti asuhan) se-Pantura Timur seramai 16 orang bersama sama mengadakan kegiatan memperingati Hari Menanam Pohon Nasioanal dengan tema : “Merubah sampah/ limbah menjadi emas”, kegiatan ini dimanfaatkan untuk bimbingan teknik pembuatan pupuk organik yang berbahan baku dari serabut kelapa dan buah buahan afkir yang melimpah di lingkungan sekitar, dengan tujuan memberikan ketrampilan dan keilmuan bagi para pengurus LKSA (panti asuhan) agar dikembangkan dan dipraktekan di lingkungan yayasan dan masyarakat di desa masing masing, kegiatan dilaksanakan di komplek kebun pengembangan tanaman pangan thoyibah Kudus, Ahad (20/11/22).
“Kebersihan adalah sebagian dari iman” demikian adalah materi pembuka yang disampaikan oleh Maskan selaku pemateri dalam pelatihan pembuatan pupuk organik. Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan sebagai wahana praktik pembelajaran tentang pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang lebih produktif .
Selain memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat guna menyuburkan tanaman, juga dapat meningkatkan pengetahuan bagi para pengurus yayasan tentang ilmu pertanian khususnya pembuatan pupuk POC, sebab rata rata para pengurus adalah anak anak petani, dan banyak dilingkungan pondok dan disekitar lingkungan yayasan bahan-bahan limbah/ sampah yang sekedar dibuang tidak dimanfaatkan.
Limbah rumah tangga atau limbah dari pondoh selain kotor juga akan menimbulkan banyak vektor penyakit “Tujuan utama mengadakan pelatihan ini adalah dalam rangka merealisasikan ajaran Nabi “kebersihan adalah bagian dari iman”, sehingga sampah atau limbah bisa disulap menjadi emas, selanjutnya di praktekan di lingkungan masyarakat sekitar pondok bersama warga desa menanam dengan menanami tanaman yang dipupuk menggunakan pupuk organik” terang Maskan saat menyanmpikan materinya.
Melalui forum shilaturahim Peringatan Hari Menanam Nasional dan kegiatan pelatihan ini semangat berkarya terus digelorakan dan harus menjadi kebanggaan bahwa berdakwah dalam bidang budidaya tanaman thoyibah harus di sebarkan seluas luasnya dimasyarakat,dan membuat proyek percontohan lingkungan LKSA dan di desa desa sekitarnya” ungkap Mukhlis SH ketua divisi kesehatan saat memberikan sambutannya.
“Selain untuk mengenalkan pelatihan pembuatan pupuk organik dan pelatihan cara menanam tanaman yang baik, kami berharap kegiatan ini dapat menstimulasi generasi milenial agar cinta dan peduli terhadap pertanian, khususnya budidaya tanaman pangan thoyibah, bangga terhadap kemampuan dan ketrampilan internal, melestarikan keraifan lokal, dan menumbuhkan semangat sehat dan kreatif kepada para pengurus LKSA terutama generasi muda para santrinya,” kata Mukhlis SH yang sekaligus sebagai pembina yayasan YMKI Jepara.
Dalam kesempatan pelantihan ini seluruh peserta pelatihan diberikan pengenalan tentang cara membuat pupuk organik cair, cara membuat formula bioaktivator, cara membuat komposter dan cara membuat eco enzim, dengan berbahan baku melimpah disekitar lingkungan desa, walau sekedar serabut kelapa dan buah buahan busuk yang selama ini dianggap sampah dan dibuang-buang oleh para warga desa, namun bila dikelola dan dibuat pupuk dengan cara difermantasi dengan baik, dapat dimanfaatkan untuk pupuk yang bagus dan murah meriah sebagai pengganti pupuk kimia sintetis, Sehingga materi yang diangkat adalah “keraifan lokal bisa menjawab persoalan global”,
Semangat para peserta pelatihan dapat dilihat dari sesi tanya jawab dan dialog para perwakilan LKSA yang hadir, sebab kegiatan peringatan Hari Menanam Nasional kali ini juga dimanfaatkan dengan tadabur alam di area Kebun Banana Garden.
Setelah pemaparan materi secara teori oleh Maskan, dilanjutkan dengan sesi materi praktek pembuatan POC dan praktek cara membuat eco enzim. Sehingga dengan memahami pupuk organik dan bisa membuat sendiri akan lebih efisien dan efektif “bila kita tergantung pupuk kimia harga nya sangat mahal, maka dibutuhkan kreativitas seorang petani dalam membaca peluang dan memanfaatkan bahan bahan dilingkungan sekitar kita” terang Maskan saat memaparkan materinya.
Setelah selesai pemaparan materi dan praktek pelatihan dilapangan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan Isoma, selanjutnya acara ditutup dengan doa penutup dan poto bersama. (Jun/ Mad)