PATI-Kilasfakta.com, Ritual sembahyangan arwah (King Hoo Ping) menjadi tradisi rutin bagi etnis Tionghoa yang diselenggarakan setiap jatuh tanggal 18 bulan ke 7 dalam kalender Tionghoa. Sembahyangan itu untuk mendoakan dan menghormati seluruh arwah orang tua baik yang dikenal maupun tidak dikenal yang dalam kebudayaan Tionghoa dipusatkan di klenteng.

Sembahyangan arwah (King Hoo Ping) 2571 dilaksanakan pada Sabtu (5/9), di Klenteng Hok Tik Bio Pati. Karena berlangsung di tengah pandemi corona, ritual mendoakan para arwah yang menjadi tradisi Tionghoa tanpa penyelenggaraan rebutan sandang pangan bagi masyarakat umum.


“Karena arwah leluhur itu ada yang disembahyangi dan ada yang tidak disembahyangi, maka kita sebagai manusia yang masih hidup ini menyembahyangi supaya beliau mendapat tempat yang sempurna Thien (Tuhan Yang Maha Kuasa),” demikian Ketua Umum Klenteng Hok Tik Bio Pati Eddy Siswanto.


Untuk mengganti rebutan sandang pangan seperti penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, kata Eddy Siswanto, pihaknya membagikan beras sejumlah enam ton kepada warga dhuafa dengan mendatangi dari rumah ke rumah. “Kita juga mendoakan agar covid-19 di Indonesia khususnya di Pati secepatnya berakhir,” katanya.


Kondisi pandemi corona yang semakin bertambah banyak, pihak Klenteng Hok Tik Bio Pati mengeluarkan bendera hitam sebagai tanda darurat untuk memohon kepada Thian (Tuhan YME) melalui Kong Co Hian Thian Siang Tee (Dewa Obat), agar pandemi corona segera tuntas.(pas-gus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *