DEMAK – mediakilasfakta.com Pembangunan Talud di desa Wonosekar Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak rupanya tidak dapat difungsikan sebagai mana layaknya. Sesaat setelah pekerjaan selesai, sekitar Dua bulan talud tersebut ambrol. Dari penulusuran di lokasi, Diduga TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) desa mengerjakan secara asal-asalan.

Bekas bangunan talud yang ambrol saat ini masih terlihat dilokasi, tepatnya di dukuh Bengkah desa Wonosekar. Dari keterangan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) setempat, pihak desa saat itu mengalokasikan 63 Juta melalui Dana Desa APBDes Perubahan. Setelah dikerjakan pada ahir Desember 2023, pada pertengahan bulan Februari 2024 kondisi talud sudah ambrol.

Buruknya sistem pembangunan di desa Wonosekar, rupanya mendapat sorotan oleh warga setempat. Sebut saja KL warga dukuh Bengkah, ia merasa sudah mengingatkan beberapa kali kepada pihak desa, agar pekerjaan fisik talud di kerjakan sesuai dengan RAB. Namun menurutnya hal itu tidak dilakukan, dinding talud hanya di sandarkan pada tanah, tanpa di gali sesuai dengan perencanaan.

KL kembali menuturkan bahwa, pembesian dan campuran adukan Pasir serta Semen tidak sesuai dengan ketentuan. Alhasil walaupun tanpa ada kejadian alam yang ektrim, pada pertengahan bulan Februari 2024 talud tersebut ambrol. Pekerjaan itu menurutnya tidak di pasang papan proyek dan prasasti di lokasi.

“Sebetulnya sejak awal, saya sudah mengingatkan ke pelaksana proyek nya mas. Untuk dasaran talud, tolong digali lebih dalam lagi, tapi hal itu tidak dilakukan. Dinding talud hanya disandarkan ke tanah, posisinya menggantung begitu. Ketika talud saat ini ambrol, ya memang pekerjaan dari awalnya yang buruk, “kata KL.

“Sebagai masyarakat setempat, kami jelas sangat kecewa dengan sistem perencanaan pembangunan di desa Wonosekar. TPK dan pihak desa terkesan asal-asalan dalam melaksanakan pembangunan. Akibat ambrolnya talud tersebut, pembangunan nya menjadi sia-sia. Jelas, ini merugikan keuangan negara, “tambahnya.

Kepala desa Wonosekar Romadlon ketika dihubungi melalui sambungan telpon menerangkan, bahwa talud yang dibangun pada anggaran perubahan tahun 2023 kondisinya memang ambrol. Namun menurutnya hal itu disebabkan faktor alam. Karena pada waktu itu terjadi hujan ekstrim dan banjir. Ia juga mengaku sudah memasang prasasti dan papan proyek nya.

“Memang setelah selesai pengerjaan, waktu itu terjadi hujan secara ekstrim, bahkan terjadi banjir. Menurut saya hal itulah yang menyebabkan bangunan talud yang belum cukup umur ahirnya ambrol. Kami dari pihak desa berencana akan mengupayakan lagi untuk dilakukan pembenahan, “kata Romadlon. (TIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *