Oleh: Irawati, S.Pd (Guru SD Negeri Tluuk, Kec. Wedarijaksa, Kab. Pati)

IPS merupakan bagian dari kurikulum yang mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Maryani dan Syamsudin, 2009:5). Sejalan dengan hal tersebut, Suradisastra dkk (1991:4) menyatakan bahwa pada dasarnya IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Hal ini menunjukkan bahwa pokok kajian dari pembelajaran IPS adalah hubungan antarmanusia dengan lingkungan hidup manusia.

Materi IPS umunya berkaitan dengan aspek-aspek sosial yang ada di lingkungan sekitar. Dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, setiap manusia diharapkan diterima di lingkungan masyarakat dengan bekerjasama dengan orang lain. Hal yang demikian juga menuntut siswa untuk saling bekerjasama dalam mempelajari suatu materi agar siswa yang kesulitan dalam pembelajaran dapat terbantu. Untuk itu seorang guru dalam melaksanakan pembelajan IPS di kelas sebaiknya juga memberikan kesempatan kepada siswanya untuk saling berinteraksi satu sama lain.

Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Script. Penulis yang merupakan guru kelas VI di SDN Tluwuk, Wedarijaksa, Pati melaksanakan pembelajaran dengan model Cooperative Script pada muatan pembelajaran IPS khususnya untuk materi Peran Indonesia di negara ASEAN. Penggunaan model ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami pelajaran IPS, memfasilitasi siswa untuk berinteraksi di kelas, dan menumbuhkan pola pikir siswa dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang dapat mengoptimalisasikan kontribusi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dan membangun pengetahuannya sendiri. Selain itu model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir dengan bekerja sendiri sebelum bekerjasama dengan kelompoknya. Kemudian meraka akan membagikan ide atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan yang diberikan untuk memperoleh kesepakatan dari penyelesaian soal tersebut. Pembelajaran yang demikian sesuai dengan Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2008:11) yang berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu melalui proses interaksi yang berkelanjutan dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut mengalami perubahan yang dinamis. Dengan demikian adanya proses interaksi manusia dengan lingkungan akan membuat fungsi intelek semakin berkembang.

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Script yang dilakukan penulis dimulai dengan membagi siswa secara berpasangan. Kemudian guru membagikan materi kepada tiap pasangan untuk dipelajari dan dibuat ringkasan. Selanjutnya setiap pasangan menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan pendengar. Pembicara lalu membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan. Sedangkan pendengar bertugas untuk menyimak dan mengoreksi ide pokok yang kurang lengkap serta membantu mengingat dan menghafalkannya. Setelah pembicara selesai menyampaikan ringkasannya, kemudian setiap pasangan bertukar peran. Bagi yang semula sebagai pembicara berganti menjadi pendengar dan sebaliknya. Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Script pada pembelajaran IPS yang dilakukan penulis memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut diantaranya dapat meningkatkan kualitas keaktifan siswa dalam diskusi kelas dan pemahaman materi dan pola pikir yang lebih baik. Semoga dengan diterapkannya model pembelajaran ini dapat berkontribusi pada peningkatan interaksi siswa dengan lingkungan sekitarnya sehingga nantinya dapat melaksanakan perannya sebagai makhluk sosial dengan semestinya. (*)

Tinggalkan Balasan