Oleh: Kukuh Idayanti, S.Pd.SD
SDN Sambirejo 02, Kecamatan Tlogowungu
Kabupaten Pati, Jawa Tengah
Begitu banyak anak Indonesia, terutama yang asli Jawa saat ini yang tidak mengerti tentang aksara Jawa. Dengan memudarnya budaya Jawa di masyarakat, karakter Jawa dilupakan atau bahkan hilang. Supaya tetap ada, budaya aksara Jawa harus diterapkan kepada peserta didik sejak pendidikan dasar. Selain itu metode pembelajaran bahasa Jawa di sekolah dasar kelas V dengan kompetensi dasar membaca dan menulis aksara Jawa belum dilaksanakan dengan metode pembelajaran yang tepat. Membaca dan menulis aksara Jawa pada siswa SD belum bisa sepenuhnya dipahami dengan benar. Sumber data dari artikel ini salah satunya adalah warga SD N Sambirejo 02 Kecamatan Tlogowungu Pati Jawa Tengah.
Slavin (2011) menyatakan bahwa Teams Game Tournament (TGT) adalah salah satu teknik terbaik dalam pembelajaran. Turnamen Teams Game juga telah dipelajari Veloo & Chairhany (2013). Penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Teknik pengajarannya adalah dengan menggunakan sosialisasi dan pelatihan aksara Jawa melalui permainan, cerita, film pendidikan, dan kegiatan menarik lainnya untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar. Urutan pelaksanaan kegiatan pengajarannya yang pertama adalah membeli peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan. Kedua, pembuatan silabus pengajaran yang berisi jadwal mengajar dan materi apa yang telah disampaikan. Ketiga, membuat pertanyaan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik anak-anak memahami materi yang telah disampaikan selama beberapa bulan. Keempat, cari film dengan menggunakan pencarian di internet dan game edukasi yaitu TTS aksara Jawa dan kata-kata Jawa. Kelima, pengantar aksara Jawa dalam bentuk dasar-dasar aksara Jawa dalam bentuk gambar untuk pengenalan aksara Jawa. Keenam, mengajar aksara Jawa dengan penekanan visual dan memori.. Ketujuh, mengajar aksara Jawa melalui permainan seperti ular dan tangga, teka-teki silang, dan menulis kata-kata lain. Kedelapan, memahami tes evaluasi materi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan anak dalam menguasai materi sebelum dan setelah pengajaran. Kesembilan, mengevaluasi cara mengajar kira-kira sebulan sekali sehingga bisa mengetahui kendala dan kekurangan selama mengajar.
Berdasarkan hasil selama pelaksanaan pembelajaran, diperolah hasil bahwa pembelajaran karakter Jawa menjadi pelajaran yang cukup menarik. Hasil setelah pembelajaran sangat memuaskan karena anak memahami sistem pembelajaran edukatif dan pengamatan selama pengajaran banyak anak-anak senang dengan metode TGT. Metode pembelajaran Teams Game Tournamen berdasarkan permainan sangat efektif untuk melatih membaca dan menulis karakter jawa, sehingga siswa lebih antusias, semangat, dan tertarik ketika membahas materi pelajaran.
Puspitasari (2013) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan strategi scramble dapat membantu siswa lebih tertarik dalam mengerjakan soal dan melatih siswa dalam membaca aksara Jawa. Slavin (2011) menyatakan bahwa Teams Game Tournament (TGT) adalah bentuk pembelajaran kooperatif yang paling banyak diterapkan dan salah satu teknik terbaik dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran tersebut disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis aksara Jawa dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar. Hal tersebut ditandai dengan hasil proses belajar siswa. Selain itu, penerapan model pembelajaran aksara Jawa berdasarkan media permainan dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa. Melalui penerapan model, dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan anak selama kegiatan belajar. (*)
Artikel ini juga diterbitkan di Media Kilas FAKTA Edisi 197