SEMARANG-Kilasfakta.com, Aparat Kepolisian dalam menjalankan tugasnya diduga salah tangkap terhadap seseorang kembali terjadi. Kali ini menimpa pada Ketua Peradi Surakarta, Badrus Zaman.

Kejadian ini terjadi saat Badrus keluar rumahnya hendak ke pasar kleco yang tidak jauh dari rumahnya dimana saat itu ada penangkapan terhadap Mahasiswa usai unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Surakarta, Kamis kemarin (8/10/2020).

Tanpa ba..bi..bu tidak ada pertanyaan apapun tiba tiba aparat kepolisian menangkap dan menarik membawanya ke mobil. Padahal Badrus sudah menjelaskan kalau dirinya advokat sekaligus Ketua Peradi Solo, bahkan Handphonenya ikutan disita petugas, meskipun akhirnya setelah terjadi dialog panjang ia lalu dibebaskan.

Hal ini membuat Budi Kiatno, SH Ketua Ikatan Advokat Muslim Indonesia ( IKAMI) Jateng angkat bicara.

Saat ditemui Kilasfakta.com di rumahnya Sawunggaling Perumahan Banyumanik Semarang Sabtu (10/10/2020) Budi menjelaskan bahwa Aparat Polisi dalam situasi apapun harus bisa membedakan mana yang penjahat/pelaku kejahatan,mana yang tidak jangan asal tangkap dan tidak mau tahu meskipun punya kewenangan, tapi itulah yang saya sebut dengan sewenang wenang,” jelasnya.

“Saudara Badrus sudah menyampaikan identitasnya, menyampaikan siapa dirinya sebagai Advokat sesama penegak hukum. Harusnya aparat menggunakan dasar dasar diskresinya, menyaring perkara atau permasalahannya tidak asal tangkap.

Menurutnya aparat polisi dilapangan kurang dibekali pemahaman akan humaniter, emosi yang dikedepankan padahal polisi/aparat itu pelindung sekaligus pengayom masyarakat. Hakekat itulah yang tidak dipahami oleh polisi yang bertugas dilapangan. Mestinya dalam mengambil tindakan dakam menangani unjuk rasa harus sesuai arahan Kapolri.

Jangan bicara sebagai manusia biasa, kan wajar kalau emosi jangan begitu sikap mengayomi dan melindungi itu yang harus ditunjukan kepada masyarakat sebagai pembeda dg masyarakat biasa,” ucap Budi dengan nada kesal.

Saya sebagai humas Indonesia Police Wacth (IPW), bisa mengatakan,” Copot saja itu plang di kantor polisi yang katanya melindungi dan mengayomi masyarakat.

“Itu yang saya katakan sewenang wenang. Apapun dan dimana pun polisi/aparat harus melindungi dan mengayomi masyarakat, tidak asal tangkap karena efeknya panjang,” papar Budi.

Dia menambahkan humanisme tetap harus dikedepankan supaya masyarakat tidak antipati demi mengembalikkan citra kepolisian.
Lanjut Budi ada cara cara yang bisa dilakukan oleh aparat dilapangan dalam berdemo yang tidak anarkis, polisi punya intelejen yang bisa dimanfaatkan untuk pencegahan dini.

Mungkin inilah salah satu mis kordinasi antara tugas intelejen yang dilapangan, mungkin komandonya yang tidak berjalan secara maksimal, Pimpinannya yang tidak mampu mengkoordinasikan bawahannya.

Maka sangat mungkin setiap unjuk rasa terjadi kerusuhan Kepolisian harus benahi ini,
Kita dari IPW Jateng siap memberi masukan maupun saran2 dalam hal ini.

“PurBledek’s”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot gacor
situs slot
slot demo
slot demo
slot hoki
slot kamboja
slot bonus
slot thailand
data macau toto macau
slot mania
https://mpo-slot.pa-ruteng.go.id/
https://anti-rungkad.pa-ruteng.go.id/
rtp slot
slot88
slot ovo
slot zeus
togel kamboja
slot jepang
slot gopay
slot bonus
dewa slot
akun pro thailand
akun pro kamboja/
mpo slot
Slot Asia
Akun Slot
Slot Maxwin
Depo Slot
Akun Pro
Slot Kamboja
Slot Bonus
Rtp Slot
Slot Jp
Slot Thailand
Anti Rungkad
Slot Asia
RTP Slot
Anti Rungkad
Link Slot Gacor
Slot Thailand
Akun Pro Thailand
Akun Pro Kamboja
Slot Zeus X500
Slot Server Luar
Slot Online
Akun Slot
Slot Luar NegeriSlot DemoSlot DemoSlot Server Luar
Akun SlotAkun GacorSlot JpMpo SlotAkun ProSlot AsiaRtp SlotSlot OnlineLink Slot