Warga dan Babinsa anggota Koramil 12/ Gesi Bantu proses penguburan hewan sapi mati milik Iskandar, karena penyakit PMK.

SRAGEN – Kilasfakta.com – Tergeletak tak bernyawa dikandang,  mulut penuh sisa air liur dan berbau tidak sedap serta sebagian kuku kaki sudah mulai terkelupas. Begitulah kondisi hewan ternak sapi milik Iskandar yang mati akibat terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Kamis (9/1/2025) siang.

Warga dusun Jenak Desa Gesi Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen  itu menyebutkan, jika tanda-tanda PMK sudah diketahui sejak 10 hari sebelumnya, awalnya kondisi sapi mulai tumbuh luka kecil dan keluar air liur dibagian hidung dan mulut, menyebabkan selera makan sapi menurun hingga akhirnya mati mendadak.

Dikatakan, dari 5 ekor sapi milik Iskandar, terdapat 2 ekor yang terpapar penyakit PMK, segala upaya sudah pengobatan dilakukan oleh Iskandar mulai dari pemberian obat ,vitamin  dan suntik obat dari Mantri hewan setempat sudah ia berikan, namun sapi miliknya tidak dapat tertolong

“Sapi saya mati karena penyakit PMK cirinya mulut yang diserang dan kuku kaki yang diserang,” katanya

Iskandar mengungkapkan, jika sapi yang mati baru dibelinya setengah bulan yang lalu dengan harga Rp11,5 juta, rasa was-was juga disampiakan, dirinya juga khawatir jika PMK menular ke sapi lainnya yang masih  sehat.

“Terdapat 2 ekor sapi milik saya yang terserang PMK, 1 diantaranya masih gejala, namun yang 1 ekor hari ini mati mendadak, kondisinya mulut berlendir bau busuk, kuku kaki mengelupas,” ucap Iskandar.

Sementara, Kepala desa Gesi Sutrisno, mengatakan jumlah sapi mati akibat sebaran PMK yang terjadi di desanya mencapai 5 Kasus.

“Untuk kasus PMK secara umum yang mati sudah ada 5, dikebayanan Gesi selatan ada 3 dilebayan Gesi tengah 1 dan disini 1 ekor, yang lain belum ada,” ujarnya.

Dikatakan, sebagai Kades pihaknya mengaku tidak mengetahui angka pasti penyebaran PMK saat ini, hal itu dikarenakan  tidak ada laporan dari warga yang disampaikan ke pihak Desa.

“Untuk penyebaran PMK saya tidak tahu karena kita bukan orang kesehatan hewan,  ya jika tidak ada dari warga ya saya tidak bisa menjelaskan sama sekali,”  ucapnya.

Lebih lanjut, Kades menyatakan sudah memberikan intstruksi kepada warga masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan kandang dalam upaya mencegah PMK yang terjadi saat ini.

“Kemaren melaui rapat RT dan lain sebagainya, kita sampaikan untuk menjaga kadang. Siapa tahu itu dapat mencegah PMK tidak berkembang” terangnya.

Saat dikonfirmasi tentang sejauh mana komunikasi  Desa dengan pihak Dinas Peternakan Kabupaten Sragen, pihaknya mengaku hanya berkoordinasi ditingkat Kecamatan
saja.

“Ke Kabupaten Belum, kita dari Desa ke Kecamatan selanjutnya pihak  Kecamatan yang melapor ke Dinas Peternakan,” bebernya.

” Sejauh ini dari Kecamatan sudah ada disinfektan dari PPL yang dibagikan lewat kebayanan,” imbuhnya.

Terpisah, Camat Gesi Supriyadi, menyatakan, penanggulangan PMK hanya sebatas penyemprotan disinfektan yang diberikan oleh Dinas terkait.

“Kemaren sudah dilakukan penyemprotan, untuk vaksin belum”, katanya.

Dikatakan, pihaknya tidak mengetahui pasti angka penyebaran kasus PMK di Kecamatan Gesi, dirinya hanya dapat laporan dari PPL kecamatan saja.

“Agka pasti saya belum dapat laporan pasti, yang tahu PPL, saat ini mereka sedang dilapangan karena mengampu 3 wilayah Kecamatan,” jelasnya.

Sementara, dari data Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Sragen perkembangan kasus PMK per Jumat (4/1/2025) mencapai 800 kasus. Dari keseluruhan tercatat sebayak 717 kasus PMK aktif dan 35 kasus PMK baru.

Dari tolal keseluruhan kasus PMK yang terjadi terdapat 35 ekor sapi berhasil disembuhkan dari PMK, sementara, tingkat kematian ternak sapi saat ini mencapai 64 ekor (dipotong 26 dan mati 38)

Sementara, diketahui sebaran PMK saat ini sudah menyebar di 20 Kecamatan, secara keseluruhan kasus Per Senin 7 Januari 2025 berada diangka 830 kasus, hal itu menempatkan Kabupaten Sragen masuk zona merah PMK.

“Data 2 hari yang lalu mas, kasus 830, potong paksa 62, mati 51, sembuh 53,” Hal itu disampaikan Ir. Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Sragen kepada kabarterdepan.com Kamis (9/1/2025)

Eka Rini menjelaskan, DKPPP Sragen sudah melaksanakan koordinasi, informasi dan edukasi dan pelaporan terkait penanganan PMK di Sragen.

“Kita melaksanakan penyemprotan dibkandang komunal, pasar hewan, menyalurkan desinfektan ke 20 Kecamatan untuk disampaikan ke peternak, melaksanakan pengobatan dan pemberian vitamin dan melaksanakan vaksinasi,” singkatnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus PMK per Jumat (4/1/2025) mencapai 800 kasus. Dari keseluruhan tercatat sebayak 717 kasus PMK aktif dan 35 kasus PMK baru. Dari tolal keseluruhan kasus terdapat 35 ekor sapi berhasil disembuhkan dari PMK.

Sementara, tingkat kematian ternak dipotong 26 dan mati 38 ekor. Kecamatan menjadi urutan kedua terbayak dengan 92 kasus, sementara tertinggi terjadi di Kecamatan  Sukodono dengan 107 kasus. ( Hendro )

Tinggalkan Balasan