PEKALONGAN – Kilasfakta.com, Selasa (26/1/2022) Penanganan Sampah di Kota Pekalongan, masih terus dioptimalkan oleh Pemerintah. Masalah sampah yang menjadi perhatian bersama di karenakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di kelurahan Degayu kecamatan Pekalongan utara sudah semakin overluod.

 

Di tahun 2021 lalu pemerintah kota pekalongan, walikota, ketua DPRD beserta asisten dan OPD terkait kota pekalongan, mengunjungi ke perusahaan tentang penanganan sampah yang ber ada di kota Bandung jawa barat sampai 2 kali.

Dari mulai PT Pindad melanjutkan ke TPS 3 R (Tempat Pengelolaan Sampah Rescue, Reduce, dan Recycle) di kawasan melong Kota Cimahi Bandung.

 

Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, SE menjelaskan bahwa, ” Pemkot Pekalongan pada tahun 2022 ini menjalin kerjasama dengan PT Pindad terkait penanganan sampah di TPA Degayu kota Pekalongan.

 

Pemkot Pekalongan berupaya untuk memiliki incenerator atau mesin pembakar sampah ramah lingkungan. Setelah sempat dua kali gagal lelang, akhirnya pengadaan dua unit incenerator senilai Rp2,5 miliar bisa terlaksana.

 

Pada tahun ini kita bekerjasama dengan PT Pindad, mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya dan bisa membantu mengurangi gunungan sampah yang ada di TPA Degayu. Pengadaan incenerator kita sementara masih ada 2 unit, mudah-mudahan kalau ini berjalan maksimal kita koordinasi dengan DPRD dan dinas terkait juga untuk bisa menambah alat itu lagi,” Jelas Aaf.(sapaan walikota Pekalongan)

 

Joko Purnomo selaku kepala dinas lingkungan hidup (DLH)

mengungkapkan bahwa, ” Sampah di kota Pekalongan yang berada di tempat pengolahan terakhir (TPA) degayu kurang lebih 140 ton perhari padahal TPA sudah overloud.

Tahun 2022 saya ada program pengurangan sampah TPS 3 R mandiri dan bertanggung ekonomi.

 

Program tersebut di laksanakan dengan pilot projek di Tempat Pengelolaan Sampah, Rescue, Reduce, & Recycle (TPS 3 R ) Bendan jalan Slamet dengan merehab gedung serta membeli alat pemilah sampah senilai 250 juta.

 

Dengan alat tersebut sampah dapat langsung terpilah menjadi Plastik dan bubur sampah yang akan di pakai sebagai media budidaya maggot sehingga Tempat Pengelolaan Sampah, Rescue, Reduce, & Recycle

( TPS 3R ) bisa mandiri dan berekonomi dengan menjual plastik, maggot serta Kasgot (Pupuk super),” ungkapnya.

 

Lebih lanjut Joko Purnomo menyampaikan, ”

TPS 3R yang aktif ada 19 unit sedangkan jumlah sampah perhari 140 ton, apabila ada 10 Tempat Pengelolaan Sampah, Rescue, Reduce, & Recycle (TPS 3R ) di beri mesin pemilah sampah seperti di TPS 3R Bendan maka tiap TPS 3R harus mengelola sampah 14 ton per hari dan itu sangat mungkin karena kemampuan mesin per hari dapat memilah sampah 15 ton dalam perhari sehingga semua tidak perlu lagi di buang ke TPA Degayu sehingga permasalahan tersebut akan selesai di TPS 3R atau pada sumbernya, ” Pungkasnya.

( Idris- tim )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *