JAKARTA – Kilasfakta.com, Kehadiran Putin dalam agenda KTT G-20 pada tahun 2022 menjadi pertanyaan banyak pihak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya desakan dari negara-negara barat agar Putin tidak hadir dalam KTT tersebut.
Desakan tersebut semakin mempersulit posisi Indonesia sebagai Presidensi G-20 tahun ini. Indonesia dituntut berada pada posisi netral. Sebagai tuan rumah Indonesia selalu menempatkan diri pada posisi yang tidak memihak pada salah satu pihak.
Presiden Joko Widodo memiliki tugas yang cukup penting untuk meredakan para pihak yang bersitegang tersebut. Presiden perlu menyinggung dampak ekonomi global akibat perang tersebut, di saat perekonomian baru mulai pulih pasca-pandemi. Perdamaian di semua kawasan menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Semua pihak termasuk Indonesia bertanggungjawab untuk senantiasa menjaga perdamaian dunia.
Negara berkembang, termasuk Indonesia, akan menanggung dampak secara ekonomi jika invasi militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut. Dampak yang jelas terlihat adalah inflasi yang cenderung naik. Inflasi yang tinggi, fluktuasi nilai tukar, keluarnya modal asing dari Indonesia, dikhawatirkan akan berdampak pada stabilitas harga kebutuhan pokok di dalam negeri.
Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak menjatuhkan sanksi apapun kepada Rusia. Indonesia juga memiliki pengaruh untuk berbicara secara langsung kepada negara-negara yang tengah berkonflik. Pertemuan G-20 diharapkan tidak hanya sebatas membahas kerja sama di bidang ekonomi. Hal yang lebih penting untuk ditangani terlebih dahulu adalah perdamaian diantara negara-negara yang tengah terlibat konflik.
Editor: Wiji Kilas Fakta