NGAWI – Kilasfakta.com, Dengan mengunsung Tema “Persembahan Anak Negeri untuk Pangan dan Alam Lestari”, Komunitas SRI Organik Nuswantara mengadakan Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan SRI Organik. Bertempat di Rumah Bambu Organik Nuswantara yang terletak di dusun Kasihan desa Sidomakmur Kecamatan Widodaren kabupaten Ngawi, resmi di buka oleh bupati Ngawi Ony Anwar Harsono pada hari Senin (27/09/2021).
“Tampak hadir juga Kepala Dinas Pertanian kabupaten Ngawi, Camat Widodaren beserta segenap Kepala Desa, Kapolsek Widodaren, serta DanRamil Widodaren.”
Saat di temui awak media Mas Ony (sapaan akrab Bupati Ngawi) mengatakan, dengan pertanian Organik diharapkan nantinya Petani bisa mandiri dan mendapat manfaat terbaik berdampak bagi produktivitas Pertanian juga berdampak pada kesejahteraan petani itu sendiri.
“Yang pertama kita ingin ada percepatan terkait program kemandirian pertanian ramah lingkungan berkelanjutan dengan organik, nah permasalahan di lapangan kaitannya sosialisasi dan pendampingan, maka di butuhkan banyak mentor-mentor yang paham SOP terkait organik.”
Ini termasuk bagian kerja sama antara pelaku penggiat Organik dengan Dinas Pertanian untuk menciptakan para mentor-mentor pendamping nanti di Pertanian Organik. Kita sudah ada komitmen dengan 50 desa. 50 desa untuk target nanti di 2022, 50 Desa nantinya yang akan didampingi oleh mentor-mentor ini untuk kita target di 2022 itu ada 500 hektar pertanian organik, imbuhnya.
Perdesa itu rata-rata 10 hektar pertanian organik nantinya dikawal oleh teman-teman yang sudah di mentor. “Program nanti akan di kawal terus oleh Dinas Pertanian, dan apa yang menjadi kendala-kendala itu kita sudah mulai siapkan solusi dari sekarang sarana prasarana organiknya, kemudian yang berat ini adalah pendampingan sehingga kita harus siapkan SOPnya. Jadi target Organik di tahun 2022 ada 500 hektar akan tercapai.” pungkasnya.
Di tempat yang sama Wahyudi selaku ketua Komunitas Organik Nuswantara menjelaskan, System of Rice Intensification (SRI) Organik adalah cara budidaya padi yang intensif dan efisien dengan memperhatikan proses managemen sistem perakaran berbasis pengelolaan Tanah, Tanaman, dan Air.
WTU (sapaan wahyudi) menambahkan, tanaman padi sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan produksi dalam taraf tinggi, hal ini bisa dicapai bila kita membantu tanaman dalam kondisi baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, hal ini dapat dilakukan melalui pengelolaan Tanah, Tanaman, dan Air.
“SRI Organik sebagai sebuah sistem tentu saja tidak akan bermanfaat, jika petani tidak mampu menjalankan.”
Menyadari keadaan ini maka penting kiranya mengadakan Pembelajaran Ekologi Tanah dan Pemahaman SRI Organik, sehingga terciptanya wahana komunitas pembelajaran ekologi dan SRI Organik, yang dapat digunakan sebagai wadah perbincangan untuk tukar pengalaman dan pengembangan potensi diri petani untuk mencapai sejahtera, pungkasnya.
Sebanyak 25 Petani Muda antusias mengikuti pembelajaran, sejak pagi hingga sore hari selama empat hari di mulai dari tanggal 27 – 30 September 2021. Mereka menyimak penuturan pemateri dengan seksama dan rajin mencatat setiap poin penting yang diucapkan, diilustrasikan, atau dicontohkan oleh pemateri. Sesekali tampak ada yang mengangkat tangan sebagai tanda minta diberi kesempatan untuk bertanya. Mereka adalah petani-petani muda yang sedang menjalani Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan teknik budidaya SRI Organik.
(Agus C)