Ngawi-Kilasfakta.com, Pemerintah Desa Girikerto Kecamatan Sine melakukan pelatihan pembuatan tanaman hias Kokedama, bersama Dinas Koperasi kabupaten Ngawi. Pelatihan ini dilakukan dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa Girikerto pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Pelatihan pembuatan tanaman hias Kokedama dilaksanakan di Balai Desa Girikerto pada tanggal 14 Oktober 2020 dengan diikuti beberapa undangan warga.
Tujuan diadakannya pelatihan ini agar masyarakat Desa Girikerto dapat memanfaatkan limbah sabut kelapa yang selama ini terbuang percuma. Pemanfaatan sabut kelapa sendiri bisa dilakukan sebagai tempat media tanam tanaman hias Kokedama. Sabut kelapa di Desa Girikerto belum terlalu optimal untuk dimanfaatkan, pemanfaatan hanya sebatas untuk bahan bakar tungku, sehingga tidak menghasilkan karya yang bernilai jual.
Dari diadakannya pelatihan ini di harapkan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Desa Girikerto yang awalnya sabut kelapa yang tidak termanfaatkan secara maksimal. Pelatihan pembuatan kokedama dilakukan secara langsung di depan peserta undangan dan perangkat desa.
Tanaman yang telah dibuat oleh tamu undangan dapat dibawa pulang sebagai buah hasil karyanya sendiri dalam mengikuti pelatihan saat ini.
Dinas koperasi bersama Perangkat Desa mencoba memberikan pengetahuan dan pelatihan untuk memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi media tanam tanaman hias Kokedama.
Slamet Riyadi selaku kepala Desa Girikerto mengatakan,
“Pelatihan ini bisa dimanfaatkan oleh peserta pelatihan sebagai pengembangan UMKM, dan bisa menambah hasil potensi Desa yang semula hanya berfokus pada pertanian dan perkebunan”, ungkapnya.
Pada kesempatannya, Mbah Slamet Riyadi selaku kepala Desa Girikerto, mengucapkan terima kasih banyak kepada Dinas Koperasi yang telah membantu masyarakat desa Girikerto dengan mengadakan pelatihan pembuatan tanaman hias Kokedama di Desa Girikerto.
“semoga dengan diadakannya pelatihan ini, masyarakat Desa Girikerto mendapat memanfaat dari pengenalan hingga pelatihan pembuatan tanaman hias Kokedama. Dan dengan memanfaatkan limbah dari sabut kelapa yang sebelumnya tidak memiliki harga jual menjadi memiliki nilai dan harga jual” tutupnya.
Seperti yang di katakan Gatot, salah satu peserta pelatihan kepada awak media kilasfakta.com
Untuk cara membuatnya ia mengaku gampang-gampang susah, awalnya kita siapkan dulu alat dan bahannya dan Kemudian tanaman dikeluarkan dari polybag lalu dipindahkan ke atas serabut kelapa yang sudah ditata di atas meja diberi tanah dan pupuk terus dibentuk bulat lalu dikemas pakai serabut kelapa. Setelah itu dililit pakai benang jahit, dan untuk finisingnya di lilit lagi pakai benang wol warna warni agar terlihat cantik”
Jelas Gatot.
Saya pribadi merasa berhutang budi dengan kebaikan mbah Lurah Girikerto, atas bantuan-bantuan maupun pelatihan-pelatihan yang sudah saya terima selama ini, sehingga saya ingin menjaga amanah istilahnya ‘Ngetok Tularno’ membagikannya ilmu sama orang lain” kata Gatot di sela pelatihan.
(Agus Cahyono)