JAKARTA – Kilasfakta.com. Apa sebenarnya kurikulum itu? Mengapa kurikulum terus berubah? Apa maksud perubahan kurikulum di suatu negara? Itulah sederet pertanyaan yang sering mengemuka dimasyarakat. Masyarakat terkadang bertanya-tanya mengapa kurikulum selalu berubah-ubah.
Kadang para guru abai tentang perubahan. Pengalaman bertahun-tahun mengajar dinggap telah mampu mengantarkan Murid untuk mencapai cita-cita dan keinginannya. Padahal murid akan hidup di zaman dan keadaan yang sudah berbeda. Cara belajar, cara berkomunikasi, dan cara memandang diri serta lingkungannya berbeda dengan yang kita alami pada zaman kita. Guru harus tau kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan oleh murid-murid kita. Kita harus mempersiapkan murid agar mampu berkompetisi pada lingkup lokal, nasional, maupun internasional. Kita harus memikirkan bagaimana cara mereka belajar dan kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan.
Sebenarnya apa sih kurikulum itu? Kurikulum itu kompleks dan multidimensi. Menurut penjelasan Itje Chodidjah dalam Merdeka Mengajar, kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman belajar dari titik awal sampai titik akhir. Kurikulum juga dapat diibaratkan sebagai Jantungnya pendidikan. Jika Jantung pendidikan lemah maka proses penyaluran darah menjadi tidak lancar dan akan berakibat fatal.
Ralph Taylor dalam bukunya “The Basic Principle of Curriculum” mengatakan ada 4 komponen kurikulum. Komponen tersebut yaitu; tujuan, konten, metode atau cara dan evaluasi. Pada umumnya di beberapa negara mengklasifikasikan kurikulum menjadi tiga bagian, yaitu:
- Komponen tujuan pembelajaran atau konten
- Panduan pedagogi
- panduan assesmen
Komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid. Mulai apa yang dibutuhkan sampai proyeksi masa depan dan bagaimana mewujudkan kompetensi tersebut. Disni sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau core dari kurikulum itu sendiri. Maka kemerdekaan murid dalam belajarlah yang menjadi jantung dari pengembangan kurikulum.
Apa peran dan fungsi kurikulum? Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Nasional. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran. Fungsi kurikulum dalam pembelajaran bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid. Peran dan fungsi kurikulum dapat dioptimalisasi dalam kerangka:
- Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini.
- Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan datang.
- Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol sosial.
Murid-murid kita yang memiliki latar belakang agama, budaya, dan sosial yang beragam harus menjadi pijakan awal pengembangan kurikulum. Kurikulum dapat digunakan dalam konteks dimana satuan pendidikan tersebut berada. Guru sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam pembelajaran harus tahu bahwa kurikulum Nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum diperlukan disetiap satuan pendidikan. Disinilah peran guru sebagai pemilik dan pengembang kurikulum di satuan pendidikan. Guru harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid. Begitu juga dengan pembelajaran, gurulah yang lebih mengetahui kebutuhan murid-murid. Kompetensi apa yang dibutuhkan dan bagaimana dan bagaimana cara mewujudkannya.
Proyeksi pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD mengarahkan bahwa kompetensi tidak hanya mengarah pada: koqnitif, sikap, dan psikomotorik namun ada value atau nilai yang melengkapi kompetensi murid.
Saat ini kemampuan literasi numerasi, dan kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan fondasi atau prasyarat yang dibutuhkan murid. Ini untuk membangun kompetensi transformatif dengan Siklus pembelajaran Antisipasi-Aksi-dan Refleksi menuju pembelajaran sepanjang hayat. Transformasi pembelajaran dengan paradigma baru menekankan penguatan pembelajaran pada kompetensi dan materi esensial atau bermakna, bukan banyaknya materi atau konten yang didapatkan murid melainkan konten materi yang esensial dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara mendalam.
Proses pembelajaran tersebut, salah satunya dapat menggunakan siklus pembelajaran inquiry yang menekankan pada rasa ingin tahu sebagai dorongan belajar. Pentingnya rasa ingin tahu murid perlu kita munculkan kemudian digabungkan dengan percakapan atau obrolan yang menjadi bagian dari pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti Mengapa? Apa? dan Bagaimana? merupakan cara guru untuk menstimulasi cara belajar murid. Mengeksplorasi apa yang telah diketahui murid sehingga menghasilkan dampaknya dalam penyelidikan-penyelidikan yang murid lakukan.
Seperti apa siklus pembelajaran inkuiry itu? Pertama, menyalakan rasa ingin tahu murid perlu dilakukan agar membuat imaginasi mereka berjalan dan bekerja dalam pikirannya. Kedua, mencari tahu, mengumpulkan data dan fakta mengumpulkan bukti melalui ekplorasi yang telah murid ketahui untuk menemukan informasi baru dengan beragam pengetahuan yang mereka miliki. Ketiga, memilah, mengorganisasi, menganalisa, menerjemahkan dan mengomunikasikan apa yang murid pelajari dengan berfokus pada peningkatan keterampilan berpikir. Keempat, membuat koneksi, mencoba menghubungkan dengan topik lain yang terkait dengan konteks diri murid dan lingkungan. Kelima, menyelami, mendalami, dan mendorong murid untuk mengambil makna esensi belajarnya melalui mendalami atau menyelami rasa ingin tahu lebih jauh pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam diri mereka. Keenam, aksi atau tindakan merefleksikan apa yang telah murid pelajari dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya. Aksi ini muncul karena inovasi internal dari dalam diri murid, dan yang juga tidak kalah penting adalah transformasi pembelajaran murid yang berfokus pada pengembangan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek. Dengan demikian murid diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Bagi para guru dengan meningkatnya pemahaman tentang kurikulum, untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Selamat belajar Ibu dan bapak guru hebat dan bahagia.
Sumber: Merdeka Mengajar (Itje Chodidjah)
Narator: Wiji