Oleh : Rina Nugraheni, S.Pd (Guru SDN Tendas, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati)
Pendidikan erat kaitannya dengan pembelajaran dan juga metode pembelajaran. Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai mesin agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Terbentuknya konsep-konsep belajar sebagai indikator tercapainya tujuan pembelajaran bergantung pada metode yang digunakan guru saat melaksanakan pembelajaran tersebut. Maka dari itu proses pembelajaran dan metode pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan.
Metode pembelajaran merupakan cara yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan langkah strategis untuk mengaplikasikan rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh guru. Pemilihan metode pembelajaran didasarkan pada kesesuaian materi dan karakteristik peserta didik yang dihadapi. Jadi tidak semua metode cocok untuk semua materi pembelajaran. Karena setiap metode pembelajaran memiliki keunggulannya masing-masing. Akan tetapi, guru dapat memodifikasi metode yang dipilih agar sesuai dengan tema pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penulis sendiri memilih metode tutor sebaya (peer teaching) untuk digunakan pada pembelajaran di kelas VI SDN Tendas, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
Suprihatin dan Arjanggi (2010:94) menjelaskan bahwa metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi untuk menjadi tutor bagi teman-temannya. Siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum memahami materi tersebut sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.
Dalam penerapannya, metode pembelajaran tutor sebaya memiliki beberapa langkah penting sebagai berikut; Pertama, menunjuk siswa yang memiliki kemampuan akademis yang lebih tinggi dibanding siswa lain untuk menjadi tutor sebaya; Kedua, siswa membentuk kelompok-kelompok kecil untuk dijadikan tempat belajar siswa dan tutornya; Ketiga, tutor membantu anggota kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan atau menemukan kendala yang dihadapi siswa lain di dalam kelompok; Keempat, menugaskan siswa mendiskusikan materi atau permasalahan yang masih dihadapi siswa terkait materi pembelajaran kepada tutor sebaya; Kelima, setelah semua permasalahan yang dihadapi siswa sudah terpecahkan dalam kelompok, siswa ditugasi guru untuk mengerjakan soal.
Kelebihan dari pendekatan tutor sebaya ini adalah dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah, mengatasi kesulitannya sendiri, dan mampu membimbing diri sendiri maupun orang lain. Tutor sebaya yang dilakukan oleh teman sekelasnya sendiri juga membuat siswa tidak merasa malu atau segan untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti. Melalui proses belajar bersama teman sebaya, anak memiliki kepekaan dan mampu bersosialisasi dengan teman lain serta memiliki rasa saling percaya dengan temannya.
Metode tutor sebaya sangat relevan dengan dunia anak yang tidak menyukai suasana pembelajaran di kelas yang terkesan monoton. Suasana yang menyenangkan dan bebas saat melaksanakan metode tutor sebaya dapat memudahkan siswa untuk mengembangkan ide dan menguasai materi. Penggunaan metode ini juga bersifat kontekstual karena secara alamiah anak belajar dalam lingkungan dan dunianya sendiri. Suasana belajar yang demikian akan menumbuhkan dan menguatkan motivasi pada guru untuk memberikan seluruh upaya dalam peranannya sebagai pendidik untuk membimbing siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan bagi siswa, suasana belajar yang menyenangkan akan menumbuhkan motivasi belajar serta dapat memusatkan seluruh perhatian dan konsentrasi siswa pada proses pembelajaran, sehingga tercipta suasana belajar yang serius tetapi santai. (*)