Oleh: Jatmiko

Guru SD Pulorejo, Kecamatan Winong

Kabupaten Pati

Pandemi covid-19 memberikan dampak negative di semua sektor, termasuk dibidang pendidikan. Penulis sebagai guru juga merasakan dampak tersebut. Adanya pandemic, pembelajaran harus dilakukan secara daring atau jarak jauh. Banyak permasalahan baru yang muncul di sekolah, khususnya bagi sekolah yang tidak memiliki sistem akademik berbasis daring, atau sekolah yang berada jauh dari perkotaan, termasuk SD Negeri Pulorejo 02, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati tempat penulis mengajar.

Secara teknis proses pembelajaran jarak jauh juga banyak mengalami kendala. Peserta didik dari keluarga yang tidak memiliki akses internet atau bahkan tidak memiliki handphone akan ketinggalan pembelajaran ketika tugas belajar disampaikan melalui aplikasi WhatsApp atau yang lainnya. Untuk mengatasi hal seperti itu, pihak sekolah sebaiknya memberikan kemudahan dalam memberi tugas dalam bentuk kertas kerja.

Dengan situasi seperti itu, guru harus mampu untuk mengembangkan cara atau metode belajar mengajar secara Daring yang tepat, menarik dan menyenangkan sehingga dapat membantu peserta didik dalam belajar. Selain itu, guru harus berusaha untuk mengurangi beban yang dirasakan oleh peserta didik dari belajar dari rumah. Pada saat yang sama, peserta didik dituntut untuk dapat mencermati dan mempelajari materi pelajaran sendiri dengan baik. Sehingga guru tidak hanya melalui pesan aplikasi WhatsApp saja. Akan tetapi perlu adanya metode lain yang dapat membuat peserta didik tidak menjadi gampang bosan karena tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-temannya.

Untuk itu, sangat diperlukan campur tangan orang tua peserta didik didalam proses belajar mengajar secara Daring. Orang tua dituntut untuk memaksimalkan perannya dalam mendampingi putra-putrinya. Terutama jika mereka masih usia pra-sekolah dasar dan sekolah dasar. Karena di usianya sifat mereka unik, energik, aktif, manja dan egosentris (keakuan) tinggi. Di sinilah orang tua sebaiknya dapat memahami karakter putra-putrinya sehingga pendampingan proses pembelajaran dari rumah berlangsung dengan baik dan menyenangkan.

Pembelajaran secara Daring membuat beban bagi orang tua peserta didik juga beban bagi guru sehingga orang tua dan guru harus mampu memahami karakter anak. Orang tua merasa bahwa anak susah diatur, maunya main saja, malas belajar. Sehingga perlu banyak perhatian dalam menghadapi dan mendampingi anak belajar di rumah. Orang tua juga dituntut dapat menjelaskan banyak hal terkait dengan materi pelajaran yang diberikan sekolah, sementara tidak semua orang tua siap untuk itu. Sedangkan orang tua harus bekerja untuk mencari nafkah, untuk menghidupi keluarganya.

Bagi seorang guru, ini menjadi tugas dan tanggungjawab untuk memberikan pendampingan terbaik bagi anak didiknya dalam belajar. Sehingga siswa dapat tetap mengikuti pembelajaran secara baik, dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau muncul masalah baru karena ketidaktahuan orang tua dalam proses belajar mengajar secara daring. Maka dari itu, peran seorang guru harus dapat melakukan pendekatan terhadap orang tua peserta didik selama mendampingi anak belajar di rumah. Dan orang tua sebaiknya dapat memperlakukan putra putrinya dengan penuh kasih sayang, sabar, menerima anak apa adanya, tidak menghakimi, tidak memaksakan kehendak, memberikan kebebasan dan menghargai, serta toleransi. Sehingga akan tercipta suasana pembelajaran secara Daring yang menyenangkan dan juga menarik sehingga pembelajaran akan berjalan secara maksimal, dan dapat tercapai sesuai dengan harapan bersama,…. Sukses !! (*)

Artikel ini juga diterbitkan di Media Kilas FAKTA Edisi 197

Tinggalkan Balasan