Oleh: Indah Suryani, S.Pd
Guru SDN Gempolsari 01, Gabus, Pati
Secara asal-usul katanya, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebenarnya berasal dari terjemah kata sains yang berarti alam. Sementara itu sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.
Di dalam kaidah paedagogik, pembelajaran yang efektif adalah kegiatan belajar mengajar yang memberdayakan potensi siswa (peserta didik) serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik (Depdiknas, 2003:5-6).
Ada tujuh ciri utama pembelajaran efektif (Depdiknas, 2003:7-11), yakni: 1) berpijak pada prinsip konstruktivisme; 2) berpusat pada siswa; 3) belajar dengan mengalami; 4) mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional; 5) mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan; 6) belajar sepanjang hayat; dan 7) perpaduan kemandirian dan kerjasama.
Masalahnya adalah bagaimana pembelajaran IPA di kelas penulis, yakni kelas VI SDN Gempolsari 01, Gabus, Pati, khususnya pada kompetensi dasar (KD) memahami gerhana matahari dan gerhana bulan agar benar-benar bisa efektif.
Bahwa sudah dimafhumi gerhana adalah fenomena yang tidak bisa dihadirkan langsung di depan kelas. Oleh karena itu dibutuhkan media pembelajaran berupa model. Karena media pembelajaran merupakan suatu sarana yang dapat digunakan untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran tersebut ( NEA, 1969).
Dalam pembelajaran KD tersebut media yang dipilih adalah Media Model Planetarium Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut Budiarto (2008) Planetarium merupakan fasilitas untuk pendidikan yang dapat menampilkan pertunjukan tentang pergerakan dan susunan benda langit menggunakan proyektor.
Media Model Planetarium dipilih karena dapat membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang abstrak / peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di depan siswa.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran diawali dengan kegiatan appersepsi yang dilakukan dengan memotivasi siswa tentang pengalamannya tentang gerhana yang kemarin telah terjadi. Guru memperlihatkan Media Model Planetarium. Dengan melihat model terjadinya gerhana yang diperlihatkan guru. Siswa mengamatinya dengan dipandu file LKS yang sebelumnya telah dibagikan.
Selanjutnya, memasuki kegiatan inti siswa dikondisikan untuk mengisi LKS (Lembar Kerja Siswa). Jika ada yang belum paham siswa bisa bertanya kepada guru. Setelah selesai melakukan “percobaan” dan mengerjakan LKS, masing-masing siswa mengumpulkannya kepada guru.
Setelah dievaluasi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Media Model Planetarium berbantuan LKS berlangsung tidak seperti pembelajaran IPA tanpa media. Partisipasi atau respon siswa sangat tinggi, baik pada pengerjaan tugas ataupun pembahasan atau komen-komen siswa, yakni mencapai 95%”.
Pada penilaian, nilai rata-rata siswa pada KD memahami gerhana matahari dan gerhana bulan mencapai nilai 88. Sementara KKM-nya adalah 75. Itu artinya, Media Model Planetarium memberi pengaruh yang cukup signifikan pada efektifitas pembelajaran tentang gerhana.
Atau dengan bahasa sederhana, Media Model Planetarium berbantuan LKS cukup membantu siswa dalam mendalami pembelajaran tentang gerhana sehingga dapat dikatakan pula mampu meningkatkan hasil belajar IPA secara signifikan. (*)