Oleh: Bambang Kuswahyudi, S.Pd, MM (Guru SD Negeri Jepatlor, Kec. Tayu, Kab. Pati)

Dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar, model pembelajaran menjadi unsur yang sangat penting karena dijadikan sebagai pedoman bagi guru. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012:133) menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Rencana tersebut dipilih agar sesuai dan efisien kemudian dijadikan pedoman dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tertentu. Ciri-ciri model pembelajaran yang baik yaitu adanya keterlibatan intelektual dan emosional peserta didik serta adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator peserta didik selama pelaksanaan model pembelajaran.

Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan anak didiknya dalam memilih suatu model pembelajaran. Dalam hal kebutuhan untuk berprestasi, setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Umumnya siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah memiliki kecenderungan untuk takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi terutama yang benar-benar berasal dari dalam diri sendiri akan berusaha keras untuk berprestasi secara mandiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain. Untuk mendukung dan menumbuhkan semangat bersaing meraih prestasi, penulis selaku guru Kelas III SDN Jepatlor, Kecamatan Tayu, Pati memilih model pembelajaran Team Quiz.

Menurut Sutardi (2013:74) Team Quiz merupakan suatu metode dimana masing-masing kelompok secara bergantian menjadi pemandu kuis dengan menyiapkan soal kuis jawaban singkat, sementara kelompok yang lain bertugas untuk menjawabnya. Dalam pelaksanaannya Team Quiz ini, kerja sama tim akan meningkat dan siswa menjadi lebih bertanggung jawab atas apa telah mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan (Hamruni 2012:76). Karena berbentuk kuis kelompok, model pembelajaran ini akan turut menumbuhkan daya saing antar kelompok sehingga terasa lebih menantang dan asyik.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model Team Quiz diawali dengan pembentukan kelompok yang masing-masing anggotanya mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Selanjutnya guru akan menerangkan materi pembelajaran secara klasikal. Setiap kelompok kemudian diberikan tugas dengan topik materi yang berbeda. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut serta menyiapkan beberapa pertanyaan beserta jawaban terkait materi. Setelah itu diadakan suatu pertandingan akademis dalam bentuk kuis antar kelompok. Setiap kelompok secara bergantian akan menjadi pemimpin kuis dengan mengajukan pertanyaan kepada kelompok lainnya sebagai kelompok penjawab. Jika ada kelompok yang belum bisa menjawab pertanyaannya maka akan dilempat ke kelompok lain dan begitu seterusnya sampai materi pelajaran selesai. Di akhir pembelajaran, guru akan mengumumkan hasil skor akhir tiap kelompok kemudian membahas dan mengoreksi seluruh hasil kuis yang telah dilakukan siswa. Tak lupa, guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Kegiatan pembelajaran yang demikian diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, menyenangkan, meningkatkan minat belajar, memberikan tanggung jawab, dan menumbuhkan semangat bersaing dalam berprestasi. Dengan melaksanakan Team Quiz ini, guru dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan jawabannya sehingga hasil belajar juga meningkat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *