Oleh: Sarjono, S.Pd. (Guru Matematika SMP Negeri 1 Gabus, Pati)
MATEMATIKA merupakan ilmu yang bersifat universal dengan peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia serta mendasari perkembangan teknologi modern. Oleh karena itu, untuk menciptakan teknologi yang baik pada waktu yang akan datang, dan agar daya pikir manusia dapat berkembang dengan baik, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat. Salah satu komponen penting dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa adalah representasi matematis (mathematical representation). Kemampuan representasi cukup beralasan dikatakan sebagai komponen penting dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa karena untuk berpikir secara matematika dan mengkomunikasikan ide-ide matematika, seseorang perlu merepresentasikannya dalam berbagai cara.
Representasi adalah salah satu konsep psikologi dalam pendidikan matematika yang digunakan untuk menjelaskan beberapa fenomena penting tentang cara berpikir siswa (Janvier dalam Cahdriyana, 2014:632). Representasi yang dimunculkan oleh siswa merupakan ungkapan-ungkapan dari gagasan-gagasan atau ide-ide matematis yang ditampilkan siswa dalam upaya untuk mencari solusi masalah yang sedang dihadapinya. Salah satu tujuan umum dari pembelajaran matematika di sekolah adalah mengembangkan kemampuan representasi. Kemampuan ini erat kaitannya dengan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah siswa sehingga menjadi sangat penting. Dalam berkomunikasi, seseorang memerlukan representasi baik berupa gambar, diagram, grafik maupun bentuk lainnya.
Hiebert dan Carpenter (dalam Sabirin, 2014 : 34) mengemukakan representasi dibedakan dalam dua bentuk, representasi internal dan representasi eksternal. Representasi eksternal untuk mengomunikasikan ide-ide matematika dapat berwujud verbal, gambar, dan benda konkrit. Representasi dalam pembelajaran matematika menduduki peran yang sangat penting karena siswa dapat mengembangkan, memperdalam pemahaman konsep, dan keterkaitan antarkonsep matematika yang mereka miliki melalui kegiatan membuat, membandingkan, dan menggunakan representasi.
Kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII-G materi statistika di SMP Negeri 1 Gabus Pati belum berkembang secara optimal. Kemampuan representasi matematis yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya, tidak diberikannya kesempatan siswa dalam mengonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuannya, selain itu, pada saat pembelajaran guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari lalu dilanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan. Hal ini menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan siswa dalam melakukan representasi matematis baik secara visual, persamaan atau ekspresi matematis, maupun teks tertulis.
Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan open-ended. Pendekatan open-ended adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang memberikan keleluasaan berpikir siswa secara aktif dan kreatif. Proses pembelajaran di kelas harus menciptakan situasi yang dapat membuat siswa berpikir secara bebas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Agustian (2015:236) bahwa pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara bebas dalam menyelesaikan masalah menggunakan caranya sendiri. Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, mengembangkan cara berpikir, mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari, saling bekerjasama untuk memecahkan masalah, dan berani untuk mengemukakan pendapat.
Kemampuan representasi merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengkomunikasikan ide-ide, pemikiran, gagasan, atau jawaban dari suatu permasalahan, artinya siswa mampu mengungkapkan atau menuangkan ide matematika ke dalam bentuk lain yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan atau masalah yang ada, sehingga siswa dapat membuat tindakan dan melihat pemecahan masalah mereka sendiri. (*)