Oleh: Tutik Endaryani, S.Pd.SD (Guru SDN Mangunrekso 01, Kec. Tambakromo, Kab. Pati)

Berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, bangsa Indonesia terdiri atas 1.331 suku. Keragaman suku bangsa di Indonesia menghasilkan keragaman budaya yang berkembang pula seperti bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat, dan kebiasaan lainnya. Keragaman budaya daerah ini akan memperkaya keragaman budaya di Indonesia sehingga diperlukan adanya pembinaan budaya kepada generasi penerus bangsa sebagai salah satu upaya pelestarian budaya bangsa.

Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan di Indonesia semakin terkikis oleh dampak negatif dari globalisasi. Generasi muda, khususnya usia sekolah dasar pada umumnya memiliki pengetahuan yang kurang akan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Untuk itu, guru harus berupaya menumbuhkan semangat pada siswa agar memiliki rasa memiliki dan mencintai budaya di negeri sendiri. Salah satu bentuk inovasinya adalah mengaplikasikan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Hasil observasi dalam pembelajaran siswa kelas IV SDN Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo, Pati menunjukkan bahwa siswa kurang memahami materi keragaman budaya di Indonesia. Siswa belum bisa menjelaskan keragaman budaya dan menyebutkan nama suku-suku bangsa yang ada di Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis sebagai guru kelas mencoba menerapkan model Role Playing atau bermain peran untuk meningkatkan kerukunan dan aktivitas belajar siswa dalam memahami materi.

Menurut Komalasari (2014:80), Role playing merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dengan berperan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Karena sekolah kembali menerapkan PJJ, pelaksanaan model Role Playing yang dilakukan penulis disesuaikan dengan memberikan penugasan melalui langkah berikut.

Pertama, sebelum pembelajaran guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 siswa. Pembagian kelompok disampaikan melalui grup WA kelas. Kedua, siswa memilih peran yang akan dimainkan berdasarkan kesepakatan kelompok. Ada yang berperan sebagai orang Jawa, Betawi, Sunda, Batak, dan lainnya. Ketiga, masing-masing kelompok berlatih sesuai perannya dengan naskah yang telah disiapkan guru. Latihan dapat dilakukan melalui videocall antaranggota kelompok. Tiap anggota akan berperan sebagai orang dari suku tertentu yang akan mengenalkan asal daerah, bahasa yang dipakai, tarian daerah, atau lagu daerah yang dimilikinya dengan rasa bangga. Siswa dapat menirukan bahasa daerah dari masing-masing suku dari cuplikan video yang dikirimkan guru sehingga peran yang dimainkan menjadi semakin hidup. Keempat, guru dan siswa bergabung pada google meet. Setiap kelompok memainkan perannya, sedangkan guru dan kelompok lain sebagai penonton sekaligus pengamat. Kegiatan ini dilakukan sampai semua kelompok tampil. Kelima, guru bersama siswa melakukan refleksi, guru juga memberikan umpan balik dan penguatan atas penampilan siswa.

Setelah praktik model Role Playing dilakukan, siswa menjadi sangat senang dan tertarik dalam pembelajaran karena mendapatkan pengalaman nyata yang membuat aktivitas belajar dan kesadaran untuk hidup rukun menjadi lebih baik. Pembelajaran menggunakan model ini secara tidak langsung akan menumbuhkan kecintaan terhadap keragaman budaya di Indonesia bagi generasi muda dalam rangka memajukan kebudayaan nasional. Meskipun pelaksanaannya tidak bisa dilakukan di dalam kelas secara langsung, namun pemilihan model ini dapat menjadi alternatif agar variasi dalam pembelajaran semakin meningkat. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model Role Playing dapat membantu penyampaian materi kepada siswa dan layak digunakan pada pembelajaran dengan tema yang sesuai. (*)

One thought on “Penerapan Model Role Playing pada Materi Keragaman Budaya”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *