KURIKULUM IDEAL (Suatu Persepsi) 

OLEH: Khoeri Abdul Muid, S.Pd.,M.Pd.

Kepala Sekolah SD Negeri Koripandriyo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati

E-mail: khoeriabdul2006@gmail.com

 

Pendahuluan

Pada masa depan yang dicirikan dengan semakin berkembangnya iptek, insan pendidikan makin ditantang untuk mampu menciptakan tata-pendidikan yang menghasilkan sumber daya pemikir, yang berpartisipasi aktif membangun tatanan sosial, yang sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia di era global. Dalam konteks ini kurikulum sebagai ‘otak sekaligus kompas’ pendidikan menempati posisi dan peran strategis.

Kurikulum semestinya dinamis dan rajin berbenah (berpengembangan) sehingga selalu up to date sesuai dengan denyut nadi perkembangan kebutuhan jaman. Ia harus selalu berdialektika dan tidak boleh ketinggalan mencermati isu-isu global —tentu tanpa melupakan kearifan lokal, semisal: isu hubungan antara globalisasi dan pendidikan; isu hubungan antara budaya dan karakter bangsa; isu hubungan antara internet dan cyber society dan sebagainya. Pendek kata insan pendidikan harus selalu berkiblat dan berkhidmad pada pengembangan kurikulum menuju kurikulum ideal.

Masalahnya adalah bagaimanakah kurikulum yang ideal bagi dunia persekolahan di Indonesia?

Kurikulum

Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu (Winarno Surahmat). Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran/ilmu pengetahuan yang ditempuh/dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu/ijazah (webster’s int.dic.). Kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh (S. Nasution). Kurikulum adalah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan (David Pratt). Kurikulum adalah kegiatan yang disediakan/direncanakan sekolah (George A. Beauchamp). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. ( UU No. 2 th 2003 Sitem Pendidikan Nasional).

Dari paparan definisi kurikulum tersebut benang merah yang dapat ditarik ilah bahwa kurikulum berorientasi pada suatu tujuan pendidikan.

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan ialah suatu kompotensi tertentu yang dikehendaki. Ada beberapa penjelasan mengenai kompetensi. Kompetensi dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif afektif, dan motorik dengan sebaik-baiknya. (Mc Ashan). Kompetensi ialah penguasaan terhadap suatu tugas keterampilan, sikap, dan apresiasi, yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan ( Finch & Cruncilton).

Kemendikbud RI menyimpulkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang tertentu.

Dengan demikian basis kompetensi merupakan sarana untuk menciptakan tata-pendidikan yang menghasilkan sumber daya pemikir, yang mampu berpartisipasi aktif membangun tatanan sosial, yang sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia di era global.

Oleh karena itu berdasar rasional itu maka kurikulum yang ideal pada masa kini dan masa depan, menurut saya ialah kurikulum yang berbasis kompetensi.

Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu. Atau dengan kata lain kurikulum berbasis komptensi: suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Karakteristik KBK dan Posisi K-13

Setidaknya ada 5 karakteristik suatu kurikulum disebut berbasis kompetensi (KBK), yakni: (1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. (2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcome) dan keberagaman. (3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. (4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur educatif. (5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Dilihat dari karakteristik KBK apakah Kurikulum 2013 merupakan KBK? Adalah kurikulum 2013 bisa dikategorikan sebagai KBK. Karena K-13 berbasis kompetensi, yakni SKL (Standar Kompetensi Lulusan), KI (Kompetensi Inti), dan KD (Kompetensi Dasar). Bila demikian halnya apakah K-13 merupakan kurikulum ideal? Jawabnya bisa ya bisa belum. Karena faktanya masih banyak kelemahan K-13 yang perlu dibenahi dan dikembangkan secara terus menerus.

Adapun pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan landasan filosofis (Pancasila), landasar hukum, landasan sosiologis (kebudayaan), dan landasan psikologis. Di samping itu pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Kurikulum dikembangkan susun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan: a) Peningkatan iman dan taqwa; b) Peningkatan ahklak mulia; c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan; e) Tumbuhnya pembangunan daerah dan nacional; f) Tumbuhnya dudi; g) Perkembangan iptek dan seni; h) Agama; i) Dinamika perkembangan sekolah; dan j) Persatua nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Penutup

Demikianlah persepsi saya tentang kurikulum ideal, yakni kurikulum yang berbasis kompetensi. K-13 sebagai kurikulum positif (yang berlaku sekarang) —terlepas saat ini sedang dikembangkan Kurikulum Merdeka, tapi saat ini ia belumlah kurikulum nasional yang berposisi definitif— pada dasarnya termasuk dalam kategori KBK yang berpotensi sebagai kurikulum ideal. Adapun detil persepsi saya tentang kurikulum ideal sebagaimana terdeteksi pada K-13 ada dalam lampiran yang merupakan tulisan-tulisan saya yang sebagiannya telah terpublikasi di blog yang saya ikuti.

Terima kasih.

Daftar Bacaan:

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kemendikbud, 2013, Soaialisasi Kurikulum 2013.

Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: TERAS.

2 thoughts on “KURIKULUM IDEAL (Suatu Persepsi)”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *