Proses pembelajaran di sekolah atau pun di madrasah terutama di TPQ merupakan upaya peningkatan pengetahuan dunia maupun akhirat. Sebagian besar siswa dan santri menganggap disekolah adalah kegiatan yang menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dan madrasah tempat mengaji dan menuntut ilmu dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial serta juga untuk mendapatkan ilmu agama. Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa/santri, guru dan ustad ustadzah untuk meningkatkan kemampuan integensi, skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama sekolah dan pembelajaran mengaji berhenti dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19. Sekolah memberikan solusi dengan pembelajaran daring.Daring sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Pembelajaran daring artinya yaitu pembelajaran yang dilakukan secara online, dengan menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online.

Baca Juga: Yayasan Bakti Acarya Pertiwi Pelaksana Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbudristek di Kabupaten Pati

Permasalahan Pembelajaran secara Daring yaitu Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa, terutama yang dipelosok desa kurang menguasai teknologi untuk pembelajaran serta jaringan yang kurang baik menjadi masalah utama pembelajaran secara daring serta Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai dan Perangkat pendukung teknologi yang mahal. Dan banyak hand phone hanya dimiliki orang tua, sehingga siswa hanya bisa mengerjakan tugas kalau orang tuanya sudah pulang kerja. Bilamana pembelajaran dan pengerjaan tugas dibatasi waktu otomatis tidak bisa mengikuti pembelajaran. Karena itu pembelajaran mengaji anak – anak TPQ tetap dilakukan secara luring dengan tetep menggunakan protokol kesehatan covid 19. Dengan cara mempercepat waktu dan mengurangi jumlah anak – anak mengaji/ menjadwalnya agar tidak terlalu banyak anak anak kumpul ketika ingin mengaji. Dan mewajibkan memakai masker serta mencuci tangan dengan air yang mengalir atau cairan pembersih tangan(sabun) atau cairan pembersih tangan serta disinfektan, dan cek suhu tubuh anak anak yang akan mengaji dan harus saling menjaga jarak agar dapat mencegah penularan virus covid 19. Sekolah dan madrasah yang memiliki dana cukup bisa juga dengan memfasilitasi siswa misalnya dengan membelikan paket data untuk mendukung pembelajaran daring. Dalam kondisi yang sangat terpaksa sekolah juga bisa membuat kebijakan dengan penugasan maupun tes secara luring, namun tetap memperhatian protokol Kesehatan. Diantaranya wajib menggunakan masker, memberikan sarana cuci tangan dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan serta desinfektan), cek suhu, menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal 18 siswa atau santri yang mengaji agar tetap menjaga protokol kesehatan covid19.

Guru atau ustad maupun ustadzah memegang peran penting untuk mensukseskan pembelajaran daring maupun secara luring. Seorang guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi terutama dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan penggunaan teknologi bisa dilakukan dengan belajar secara online maupun secar luring. Orang Tua, Peran orang tua dalam pembelajaran daring juga sangat penting. Orang tua bisa mendukung kegiatan daring dengan mendampingi siswa belajar, berbagi hand phone, memastikan kelancaran jaringan internet. Tidak kalah pentingnya juga memberikan motivasi kepada anak agar terus mau mengikuti pembelajaran. Kerjasaman antara orang tua, guru dan siswa juga sangat penting. Dalam situasi sekarang ini kondisi belajar membutuhkan adanya kerja sama kolaborasi antara guru/ ustad- ustadzah, santri/siswa dan orang tua. Proses belajar sekarang adalah kombinasi antara guru, murid dan orang tua. Orang tua pertama kalinya mengalami anak melaksanakan proses belajar di rumah karena adanya wabah. Hal ini membuat orangtua semakin sadar betapa sulitnya mendidik anak. Demikian juga di sisi guru juga semakin menyadari pentingnya peran orang tua dalam pendidikan. Dengan kesadaran pentingnya kolaborasi guru, orang tua dan siswa maka akan menciptakan kerja sama yang baik untuk mencapai kesuksesan dalam pendidikan. Kerja sama, saling melengkapi dan memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitas, batasan dan ranah masing-masing.

Demikianlah sedikit pengetahuan mengenai siswa dan santri dalam pembelajaran mengaji baik secara daring maupun secara luring, semoga bermanfaat.

Penulis: Fazar Imam Syafii
Prodi : Perbankan Syariah
Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam
Institut Pesantren Mathali’ul Falah

Tinggalkan Balasan