Oleh : Sri Handayani, S.Pd.AUD., M.Pd.
Kepala TK Dharma Wanita Batursari, Kec. Batangan, Kab. Pati

Sejak awal September 2021 pemerintah  memperbolehkan aktivitas belajar tatap muka setelah adanya penurunan kasus Covid-19 di Indonesia. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,  Pendidikan  Dasar, dan Pendidikan Menengah  (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri menjelaskan, sebanyak 42 % sekolah telah menggelar belajar  tatap muka secara terbatas. Pembelajaran  tatap muka secara terbatas hanya boleh dilakukan di daerah level PPKM 1-3.  Kebijakan  pelonggaran aktivitas diberlakukan, termasuk aktivitas pembelajaran tatap muka, meskipun jumlah siswa di kelas dibatasi.

Berdasarkan keterangan  di atas, TK Dharma Wanita Batursari diharapkan dapat memenuhi hak setiap anak untuk mendapatkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan memenuhi dan mematuhi sejumlah protokol kesehatan.  Sehingga diperlukan adanya usaha kongkrit dalam mempersiapkan PTMT mengingat adanya pembatasan  dalam melaksanakan kegiatan yang dapat menyebabkan  kerumunan . Kepala TK selaku supervisor  menyikapi kondisi ini dengan melaksanakan pelatihan di sekolah. Diantaranya adalah pengembangan kompetensi guru, semangat guru, pengembangan  efesiensi (proses serta hasil maksimal), dan meningkatkan image Satuan PAUD dengan kegiatan In House Training (IHT).

Menurut  Giarti & Astuti (2016) In House Training adalah suatu pelatihan yang dilaksanakan di lokasi  sendiri dengan tujuan mengembangkan kemampuan guru melaksanakan tugas nya dengan  mengoptimalkan potensi  yang  ada.  In  House Training  (IHT)  merupakan pelatihan dimana materi, waktu, hingga tempat pelatihan dapat disesuaikan dengan permintaan peserta atau lembaga itu sendiri. Kegiatan IHT dilakukan untuk mendukung keberhasilan  dan keterlaksanaan  PTMT  yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:, Pertama, menganalisis kebutuhan yang diperlukan untuk pelaksanaan  PTMT.  Kedua, mengadakan rapat dewan guru dan komite sekolah untuk persiapan kegiatan IHT.  Dan ketiga, setelah tercapai kesepakatan segera mengagendakan kegiatan IHT.

Pada tahap persiapan kegiatan IHT,  Kepala TK  melakukan sosialisasi dan membentuk kepanitiaan, menyusun panduan, berkoordinasi  dengan  guru bahwa kepala TK selaku narasumber serta menelaah instrumen monitoring dan evaluasi.

Pada tahap pelaksanaan, Kepala TK memfasilitasi  persiapan PTMT  dengan  menyediakan semua  sarana dan  prasarana yang diperlukan,  diantar anya adalah Thermogun untuk mengukur suhu tubuh, perlengkapan cuci tangan dengan air mengalir, sabun , tissue,  handsanitizer, penataan ruangan atau tempat duduk minimal dengan jarak 1,5 meter, dan pemasangan banner standar penanganan Covid-19 di halaman sekolah. Kepala TK juga mendampingi guru dalam mempergunakan  sarana prasarana setiap hari, dan juga dalam proses PTMT di kelas. Sedangkan  pada tahap akhir, kepala TK melakukan monitoring keterlaksanaan program dengan menyiapkan  instrumen, melakukan monitoring sebelum dan  sesudah kegiatan IHT, menganalisis data instrumen, dan  selanjutnya melakukan evaluasi ketercapaian tujuan dengan berdiskusi dengan rekan guru  setelah ditemukan permasalahan dan melakukan tindak lanjut solutif terhadap akar permasalahan.

Kegiatan IHT telah terlaksana dan berhasil dengan baik, terbukti dari hasil kegiatan telah mencapai indikator keberhasilan. student wellbeing, anak mampu memakai masker atau face shield, anak bersedia dan senang hati ketika diukur suhu badannya dengan thermogun, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Harapan wali murid agar Satuan PAUD  dapat  melaksanakan PTMT telah terealisasi dengan solusi terbaik. yang dilakukan kepala TK, guru dan dukungan semua warga sekolah.  Pada akhirnya, pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di TK Dharma Wanita Batursari Kecamatan  Batangan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. (*)

EDISI: 197 / TH – XIII 1 – 15 April 2022 Hal. 3

ISSN: 2548 – 2963

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *