Oleh: Nurul Arnida Erawati, S.Pd.SD (Guru SDN Sirahan 02 Kecamatan Cluwak Kab. Pati)
Kurang lebih 2 tahun wabah Covid-19 menyerang Indonesia. Dalam rangka mencegah wabah semakin meluas, pemerintah mengambil kebijakan agar berbagai instansi bekerja dari rumah. Sekolah yang termasuk instansi pendidikan juga mengharuskan guru untuk memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya melalui pembelajaran daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). PJJ sendiri sangat membutuh kan peran serta orang tua untuk mendampingi anaknya belajar. Namun beberapa orang tua memiliki peran yang terlalu berlebihan seperti mengerjakan tugas sekolah si anak sehingga menimbulkan sifat kurang disiplin dan mengurangi tanggungjawab peserta didik akan kewajibannya. Hal ini menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam mengukur daya serap materi pelajaran yang telah diterima peserta didik.
Di sisi lain, minat belajar selama PJJ semakin menurun karena terlalu banyak waktu untuk bermain di lingkungan rumah. Untungnya situasi pandemi Covid-19 di Indonesia secara perlahan menunjukkan grafik melandai turun. Kasus Covid 19 dan Level PPKM di sebagian besar daerah juga berangsur-angsur menurun, sehingga pemerintah sudah mulai mengizinkan sekolah untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilakukan secara terbatas dengan mengikuti prosedur kesehatan yang ketat. Dengan diizinkannya PTM secara terbatas, penulis selaku guru di kelas VI SD Negeri Sirahan 02 Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan agar peserta didik mempunyai semangat untuk sekolah lagi setelah sekian lama melakukan PJJ.
Salah satu model pembelajaran yang cocok diterapkan pada awal PTMT ini adalah model Index Card Match. Index Card Match (mencocokkan kartu indeks) adalah suatu model pembelajaran yang memberikan siswa sepotong kartu berisi soal kemudian mencari kartu lain yang berisi jawaban yang sesuai dengan soal yang diperolehnya (Yatim, 2019). Model pembelajaran ini dapat diterapkan untuk mengulang materi yang pernah diterima oleh peserta didik dan dapat diamainkan secara berpasangan atau berkelompok dengan teman sekelas. Langkah-langkah melakukan pembelajaran Model Index Card Match adalah sebagai berikut: (1) Siapkanlah kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban secara terpisah; (2) Kocok kartu pertanya an dan kartu jawaban sehingga menjadi acak; (3) Berikan masing-masing siswa satu kartu sehingga ada yang memperoleh kartu pertanyaan dan ada yang memperoleh kartu jawaban; (4) Perintahkan siswa untuk membacakan kartu pertanyaan atau jawaban yang dipegang dengan suara keras; (5) Arahkan siswa untuk mencari pasangan dengan mencocokkan kartu pertanyaan dengan kartu jawaban yang sesuai; (6) Setiap pasangan membacakan soal dan jawaban yang tertulis di kartu dengan suara keras secara bergantian; (7) Terakhir, adakan evaluasi untuk mengetahui semangat dan motivasi siswa dengan memberikan pertanyaan yang mirip dengan kartu yang dimainkan.
Keunggulan model pembelajaran ini yaitu akan membuat semua peserta didik aktif terlibat dalam pembelajaran. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pada akhir pembelajaran dapat memberikan konfirmasi berupa perbaikan maupun simpulan. Kondisi psikologis peserta didik pun akan merasa senang dan nyaman karena tidak merasa ditanya oleh guru. Selain itu mereka dapat dengan mudah mencari jawaban karena sudah tersedia di kartu jawaban. Adapun kelemahannya adalah membutuhkan waktu untuk menyiapkan kartu pertanyaan dan jawaban, serta model ini umumnya digunakan untuk penguasaan materi yang telah dipelajari saja. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, model ini sangat cocok diterapkan pada awal-awal PTMT, karena dapat merangsang keaktifan sekaligus menumbuhkan semangat belajar siswa. Semo ga ke depannya peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat. (*)