PATI – Kilasfakta.com, Program asuransi pertanian terus digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati guna meminimalisir kerugian petani akibat kejadian banjir. Sayangnya belum semua petani yang tergabung dan teredukasi program ini. Dengan kejadian tersebut menjadi perhatian Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, M Nur Sukarno. Dirinya menyatakan banjir yang berlarut-larut bisa mempengaruhi perekonomian masyarakat yang mayoritasnya adalah petani.
Sukarno meminta Pemerintah Kabupaten Pati untuk proaktif mengawal program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk wilayah banjir. “Seharusnya Pemkab juga harus mensubsidi premi asuransinya juga,” kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
Baru-baru ini Komisi B juga telah merancang Raperda tentang Pemberdayaan dan perlindungan petani untuk mengakomodir permasalahan-permasalahan di sektor pertanian. “Ada Perda perlindungan dan pemberdayaan Petani yang sudah diinisiasi com B sejak 2018. Ini sudah masuk Propemperda. Kalau sudah ada perdanya otomatis ada kewajiban Pemkab untuk menganggarkan,” tambahnya.
Sementara warga desa Mintobasuki Kecamatan Gabus, Yogi mengaku bahwa sosialisasi asuransi pertanian belum sampai kepadanya. Yogi juga belum tahu bagaimana mendapat fasilitasi dari pemerintah tersebut. Dirinya mengakui sejak terdampak banjir pada bulan Desember kemarin hingga kini sawahnya belum bisa ditanam sebab air masih menggenang.
Banjir membuat petani di Mintobasuki menanggung kerugian ratusan juta rupiah. disamping itu petani juga melewatkan satu musim tanam karena banjir terjadi hampir tiga bulan. ’’Setelah bencana selesai di Mintobasuki. banyak sawah yang terdampak banjir yakni 90 hektar. untuk itu stakeholder terkait di Mintobasuki belum ada sosialisasi asuransi pertanian,” ungkap Yogi.
Kepala Desa Mintobasuki, Saryadi juga menjelaskan bahwa pihaknya sempat mendaftarkan warganya asuransi pertanian. Meski diakuinya tidak semua petani diajukan. Sayangnya proses mendapatkan asuransi ini cukup lambat karena sosialisasi Asuransi petani kurang intens. “Asuransi tani proses agak lambat. Sosialisasi dari Dinas Pertanian ke masyarakat belum maksimal. Harapan kami ada sosialisasi,” katanya.
Untuk diketahui, bencana banjir di Mintobasuki bisa dikatakan yang paling parah di Pati. Sejak januari 2023 masih ada sejumlah rumah yang terendam air. begitupun dengan sawahnya yang belum bisa ditanami. (Woko / Kf)