Oleh : Eka Pulihati, S.Pd.SD (Guru SD Negeri Payak 02 Kecamatan Cluwak, Kab. Pati)
Beberapa waktu lalu Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas di Pati sudah mulai dilaksana kan. Meskipun grafik sebaran Covid-19 sudah melandai, tetapi dampaknya terhadap dunia pendidikan masih sangat dirasa kan. Salah satu permasalahan yang ditemui adalah bagaimana cara menuntaskan materi dengan waktu pertemuan yang masih terbatas, khususnya di kelas VI yang materinya tidak sedikit. Kepala sekolah dan guru tentu harus berpikir keras tentang apa yang harus dilakukan agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Dengan keterbatasan waktu tatap muka selama PTMT, model Flipped Class room, cocok untuk dijadikan alternatif pemecahan masalah.
Model pembelajaran Flipped Room atau Flipped Classroom merupakan bagian dari metode pembelajaran blended learning. Flipped Classroom adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk mempelajari materi sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru di rumah terlebih dahulu sebelum belajar di kelas. Selain dapat digunakan pada pembelajaran PTMT yang dibagi menjadi 2 shift, model ini juga dapat digunakan oleh guru ketika ada siswa yang tidak hadir di kelas. Guru dapat menyiapkan video materi yang diajarkannya kemudian diberikan kepada siswa yang tidak hadir dalam kelas tersebut. Sehari sebelum membahas materi yang akan diajarkan esok hari, guru memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa untuk mempelajari materi yang dikirimkan ke grup WA kelas.
Penerapan model belajar ini dapat mendorong siswa untuk lebih mandiri karena mereka akan mempelajari materi terlebih dahulu sebelum ada pertemuan di kelas, sehingga sangat cocok diterapkan di kelas VI SD Negeri Payak 02, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Model ini cocok digunakan pada masa sekarang karena sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Era Industri 4.0. Materi yang akan dipelajari siswa dapat diunduh dengan mudah melalui berbagai Learning Management System (LMS) yang sudah tersedia. Terdapat banyak sumber belajar baik dari Kemdikbud, seperti Rumah Belajar dan TV Edukasi, maupun dari LMS swasta dapat diunduh secara gratis. Selanjutnya materi diserahkan kepada siswa disertai penjelasan terkait materi apa yang harus dikerjakan dan akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. Jadi saat siswa masuk tatap muka, guru tinggal membahas ulang materi atau meminta siswa mempresentasikan apa yang telah dipelajari kepada teman sejawat. Untuk memperdalam materi yang dipelajari, siswa dapat diajak berdiskusi dalam kelompok kecil. Peran guru disini adalah sebagai fasilitator dan berkeliling kelas serta motivator untuk memotivasi sekaligus memantau keaktifan siswa selama berdiskusi.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika dan juga beberapa sekolah di Indonesia yang sudah memprak tikkan Flipped Classroom, hasilnya sangat menggembirakan dan kualitasnya lebih baik. Begitu pula di kelas VI SD Negeri Payak 02, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Motivasi belajar siswa yang mempraktikkan model ini menjadi tinggi, kreativitasnya meningkat, tanggungjawab meningkat, siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas, dan nilai akademik siswa menjadi lebih baik jika dibandingkan cara belajar tradisional. Melalui model ini siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis, bekerjasama, berkomunikasi, dan berpikir kreatif dan inovatif dengan baik. Guru juga tidak mendominasi waktu di kelas sehingga akan menumbuh kan interaksi guru dan siswa yang semakin baik dan semakin menyenangkan. Hal ini tentu sangat sejalan dengan Blended Learning dan dapat membantu mengatasi permasalahan waktu tatap muka yang terbatas. (*)
Hi, i believe that i noticed you visited my weblog thus i came to return the prefer?.I’m attempting to to find issues to improve my site!I assume its adequate to use some of your ideas!!